Si Tohir Kurangi Resiko Kematian Anak Sapi

Untuk cara pengaplikasiannya, mereka bertiga beberapa alat pendeteksi yang bisa mendeteksi gerakan dan ciri-ciri fisik dari Sapi.

“Yang pertama kita website untuk meramalkan waktu kelahiran sapinya dari tanggal kawinnya. Tujuh hari sebelum prediksi lahiran itu, Si Tohir akan menyalakan sensor-sensor yang berhubungan dengan Raspberry Pi yaitu mini komputer yang bisa menjembatani antara website dengan sensor-sensor yang terpasang di Raspberry Pi,” jelasnya.

Beberapa sensor tersebut yakni sound sensor dan kamera. Kemudian ada beberapa sensor yang di pasar di buntut (ekor) Sapi yakni sensor Tilt dan sensor Imu. Sound sensor biasanya untuk mendeteksi ketika Sapi melengu (mengeluarkan suara). Melengu sendiri merupakan salah satu ciri dari Sapi yang akan melahirkan.

“Jadi kita deteksi frekuensi seringnya Sapi melenguh,” ucapnya.

Yang kedua yaitu kamera yang digunakan untuk mengambil gambar secara realtime keadaan Sapi. Kamera ini diletakkan di kandang tepat di belakang Sapi sehingga nanti bisa mengcupture atau video streaming.

Kemudian yang terakhir kita mendeteksi dari gerakan ekornya. Karena sapi kalau ingin melahirkan biasanya akan menggerak-gerakkan ekornya secara vertikal. Untuk itu kita memasang sebuah alat di ekornya. Alat ini merupakan gabungan dari beberapa sensor.

“Ada sensor gerak (Tilt) dan sensor Imu yang digunakan untuk mendeteksi koordinat Y untuk mendeteksi gerakan vertikal ekor sapi. Semakin sering gerakan ekor, maka semakin mendekati pula waktu kelahirannya,” sebutnya.

Kemudian kita menghubungkan ke Raspberrynya dengan menggunakan bluetooth HC 06. Selanjutnya dari situ dikirimkan informasi melalui aplikasi telegram yang ada di ponsel cerdas ke peternaknya berupa gambar maupun video streaming.

Lihat juga...