Si Tohir Kurangi Resiko Kematian Anak Sapi
MALANG — Sapi merupakan hewan ternak yang memiliki harga jual tinggi dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat mulai dari daging, susu hingga kulitnya. Namun begitu cukup disayangkan, pertumbuhan Sapi di Indonesia justru tidak optimal karena seringnya terjadi kematian pada bayi Sapi akibat kurangnya perhatian dari si peternak saat proses kelahiran.
Menjawab permasalahan tersebut, tiga orang mahasiswa Politeknik Negeri Malang (POLINEMA) mencoba mengembangkan sebuah alat Sistem Monitoring Kelahiran (SI TOHIR).
Ketua kelompok, Pipik Lestari menceritakan bahwa ide pembuatan Si Tohir muncul dari sebuah permasalahan yang kerap kali dialami peternak di desanya yang berlokasi di Desa Cepoko, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Jawa Tengah, yakni permasalahan kematian bayi Sapi atau biasa disebut Pedet.
Dari situ kemudian ia bersama dua orang anggota kelompoknya Yusron Hamidi dan Tri Rahmawatiningsih, dengan arahan dosen pembimbing Dr.Eng.Cahya Rahmad,ST., M.Kom akhirnya memutuskan membuat Si Tohir untuk membantu peternak.
“Di desa Cepoko mayoritas penduduknya minimal mempunyai satu ekor Sapi di setiap rumahnya. Jadi sebagian besar penduduknya memang peternak sapi,” jelasnya kepada Cendana News.
Menurutnya, permasalahan kematian Pedet memang sering kali dialami peternak termasuk ayahnya sendiri.
“Suatu saat Sapi Ayah saya melahirkan, tapi Pedetnya mati gara-gara tidak mendapatkan penanganan pertama ketika dilahirkan, karena pada saat itu Ayahnya sedang berada di sawah,” kisahnya.
Tetapi sekarang dengan adanya Si Tohir, peternak bisa memantau atau mendeteksi ciri-ciri fisik sapi yang akan melahirkan karena Si Tohir dapat memberikan informasi secara realtime kepada peternak baik berupa gambar, video maupun teks yang akan terhubung langsung ke polsel cerdas peternak.