JAKARTA – Presiden Joko Widodo meminta agar Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, segera menuntaskan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan.
“Beliau (Presiden) memerintahkan agar dituntaskan sesegera mungkin. Itu perintah beliau, tapi tadi kami sudah sampaikan langkah-langkah yang kita lakukan, prinsipnya kami ingin agar sesegera mungkin. Tapi, kadang-kadang ada kendala,” kata Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, di Kantor Presiden Jakarta, Senin (31/7/2017).
Tito menyampaikan hal itu, seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk menunjukkan sketsa pelaku penyerangan Novel Baswedan, yaitu pria dengan ciri-ciri tingginya sekitar 167-170 cm, berkulit agak hitam, rambut kriting dan badan cukup ramping. “Hingga hari ini ada 59 saksi yang sudah didengar keterangannya, kemudian ada lima orang yang sudah kita amankan,” ungkap Tito.
Lima orang yang sudah diamankan, yaitu seseorang berinsial M, H, MAL, Miko dan terakhir, Miryam S Haryani, yaitu anggota DPR dari fraksi Partai Hanura. Setelah diperiksa, kelimanya tidak didapati hubungan dengan penyiraman Novel.
“Sejumlah cctv sekitar 50 CCTV dalam radius 1 kilometer juga sudah kami dapatkan. Berikut ada beberapa sekitar 100 lebih toko kimia yang sudah kita datangi yang menjual H2SO4, ini juga masih dalam pengembangan kita,” tambah Tito.
Namun, Tito meyakini tidak ada jenderal polisi yang terlibat dalam penyerangan Novel seperti diberitakan belakangan. “Tidak ada jenderal polisi, karena keterangan dari 3 orang ini mereka tidak ada hubungannya dengan perkara dugaan penganiayaan ini. Setelah dicek alibi mereka, detail jam per jam, menit per menit, jadi saya kira sutradara yang hebat pun akan sulit membuat alibi-alibi seperti itu,” tambah Tito.