Penuhi Belanja, Pemerintah Masih Bergantung Utang
JAKARTA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan pemerintah masih bergantung kepada pembiayaan melalui utang untuk memenuhi kebutuhan belanja, guna mengejar ketertinggalan dalam bidang infrastruktur.
“Belanja kita sedemikian besar, karena selama lebih dari 20 tahun, investasi negara dalam bidang infrastruktur bukan naik, malah turun,” kata Sri Mulyani, saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin (24/7/2017).
Sri Mulyani mengatakan, pembangunan sarana infrastruktur ini diperlukan karena perekonomian Indonesia saat ini sedang berkembang yang didukung dengan pertumbuhan kelas menengah produktif.
“Kita membangun infrastruktur makin banyak, agar kelas menengah dengan mobilitas tinggi bisa melakukan kegiatan produktif,” kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.
Menurut dia, bila ketertinggalan dalam bidang infrastruktur ini tidak diatasi, maka bisa menimbulkan ekonomi biaya tinggi dan menciptakan inefisiensi dalam konektivitas. “Karena itu, kita membangun infrastruktur karena kemacetan bisa mengurangi produktivitas dan biaya cost of doing business menjadi meningkat,” kata Sri Mulyani.
Selain itu, kata Sri Mulyani, kebutuhan belanja yang meningkat juga dibutuhkan untuk investasi dalam bidang sumber daya manusia, terutama pada sektor pendidikan dan kesehatan.
“Indonesia itu demografinya muda, maka membutuhkan investasi pendidikan dan kesehatan. Kalau tidak ada itu, mereka akan tumbuh dewasa, namun menjadi tenaga kerja tidak produktif,” ujarnya.
Ia juga memastikan kebutuhan belanja itu dimanfaatkan untuk melindungi masyarakat kurang mampu dan meningkatkan kesejahteraan rakyat secara keseluruhan.