Panglima TNI: Perebutan Minyak Picu Peperangan

MALANG — Semakin padatnya jumlah penduduk di dunia dan semakin berkurangnya ketersediaan energi dan minyak, menyebabkan banyak terjadinya konflik di berbagai negara. Sekitar 70 persen peperangan yang terjadi di dunia, pemicunya adalah perebutan energi dan minyak. 

Hal itu disampaikan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal Gatot Nurmantyo ketika memberikan orasi ilmiah di hadapan para santri Pondok Pesantren An-Nur 2 Al Murtadlo, Minggu (16/7/2017). Tantangan dan Peluang menjadi Bangsa Pemenang dalam Kompetisi Global menjadi topik yang disampaikan Gatot kepada para santri.

“Saya ingin menyampaikan bahwa kondisi kita saat ini, bukan hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia semuanya sedang bersaing untuk bisa tetap bertahan,” ujarnya memulai orasi.

Menurut Gatot, kondisi bumi yang kita tinggali sekarang tidaklah semakin luas, tapi setiap saat justru semakin sempit. Salah satu penyebabnya adalah karena jumlah penduduk semakin bertambah bukan justru berkurang. Otomatis makanan juga semakin berkurang karena yang makan banyak. Padahal jumlah makanan terbatas.

“Ada sebuah teori yang menyebutkan bahwa pertumbuhan manusia sangat cepat seperti perkalian. Sedangkan ketersediaan makanan layaknya penjumlahan sehingga ketersediaannya lambat sekali,” tuturnya.

Pertumbuhan manusia di dunia pada 1800 hanya 1 miliar. Untuk bertambah 1 miliar dibutuhkan waktu 130 tahun. Tapi setelah 2 miliar hanya dibutuhkan waktu 30 tahun. Sehingga pada 2011 kemarin jumlah manusia di dunia ini sudah mencapai angka 7 miliar.

“Padahal berdasarkan penelitian, manusia bisa hidup normal jika jumlah penduduknya hanya 3-4 miliar saja,” terangnya. Setiap hari 41.000 anak-anak di dunia meninggal. Penyebab kematiannya adalah karena kelaparan dan kemiskinan. Hal ini menunjukkan bahwa kapasitas penduduk di dunia sudah padat.

Lihat juga...