Menengok Kiprah Operator Teknik Transmisi RRI di Lampung
Beberapa alat yang dipersiapkan dalam ruangan khusus tersebut diantaranya berkaitan dengan relay RRI meliputi stabilizer, exiter, driver, input dan output yang selalu diperiksa setiap hari.
Tugas sebagai operator teknik rutin memeriksa semua peralatan yang dihidupkan setiap hari mulai pukul 05.00 WIB pagi hingga pukul 24.00 WIB secara manual dengan tetap memperhatikan kondisi listrik PLN yang terkadang padam tanpa pemberitahuan. Sebagai daya tambahan lokasi Stasiun Relay RRI juga disediakan fasilitas genset saat listrik PLN tiba tiba padam.
Selain sebagai operator teknik transmisi Teguh kerap diminta melakukan perbaikan pada beberapa pemancar di wilayah Lampung, seperti Stasiun Relay Gedong Air Bandarlampung, Stasiun Relay Pahoman Bandarlampung, Stasiun Relay Sukarame Bandarlampung, Stasiun Relay Simpang Pematang Kabupaten Mesuji dan Stasiun Relay Way Kanan.
Peralatan relay yang rusak disebabkan oleh beberapa faktor sehingga dirinya sebagai operator tekhnik transmisi kerap harus meninggalkan keluarga selama berhari-hari untuk melakukan perbaikan hingga ke kabupaten lain.
Selain kerusakan peralatan dirinya bahkan menyebut selain perbaikan alat dirinya bahkan kerap diminta melakukan proses pengecatan pada tower pemancar dengan ketinggian setinggi 65 meter dan dirinya harus melakukan pemanjatan dengan menggunakan alat khusus.
“Kadang saya harus bertaruh nyawa memanjat tower yang sangat tinggi paska kerusakan akibat petir atau harus ada pemeliharaan untuk pengecatan karena petugas lain tidak berani,” terang Teguh.
Atas jerih payahnya tersebut Teguh mengaku sudah diangkat sebagai pegawai pemerintah non PNS dengan gaji bulanan dengan tunjangan dan fasilitas yang bisa dipergunakan untuk menafkahi keluarganya.