Mahasiswa Katolik dari 18 Negara Bahas Perdagangan Orang

MAUMERE — Kumpulan mahasiswa Katolik yang tergabung dalam International Movement of Catholic Students (IMCS) Pax Romana yang terdiri dari 33 orang dan berasal dari 18 negara akan berada Flores selama sepuluh hari, dari tanggal 7 sampai 17 Juli 2017 dengan melakukan berbagai aktifitas.

“Saat berada di kabupaten Sikka sejak Sabtu (8/7/2017) hingga Senin (10/7/2017) akan melakukan dua kegiatan  yakni workshop human trafficking dan penyerahan bantuan pipa air minum,” kata ketua panitia pelaksana kegiatan tingkat kabupaten Sikka Desideramus Bitan saat konferensi pers di aula kantor camat Maumere, Jumat (7/7/2017) malam.

Dikatakan Desideramus, dalam workshop human traffiking, selain dilakukan di dalam ruangan, juga melakukan kunjungan ke desa Done yang menjadi kantong TKI, untuk bertemu dan berdialog dengan para mantan TKI.

“Yang bisa mengikuti kegiatan ini hanya partisipan yang terdaftar dan dari 130 peserta yang berasal dari 55 negara yang mendaftar awal, hanya 33 peserta dari 18 negara yang dipastikan hadir,” terangnya.

Daniel Woda Palle mantan bupati Sikka. Foto : Ebed de Rosary

Daniel Woda Palle salah satu sesepuh yang juga mantan bupati Sikka dalam pertemuan tersebut mengatakan, kunjungan ini merupakan sebuah kesempatan yang sangat berharga dan bermanfaat apalagi membahas isu human trafficking.

Permasalah human trafficking sebut Daniel berkaitan erat dengan tersedianya lapangan kerja di Flores, khususnya di kabupaten Sikka yang tidak banyak tersedia dan menyedot tenaga kerja.

“Kita harus cari akar permasalahannya agar setelah workshop bisa diperbaiki permasalahan tersebut dan menurut saya harus dibangun industry di sini sehingga komoditi seperti kelapa, pisang, mente dan lainnya tidak dibawa ke luar daerah dan diolah di sana,” ungkapnya.

Hasil laut seperti ikan Tuna dan lainnya pun kata Daniel sangat melimpah namun semua hasil ikan tersebut diekspor ke luar negeri atau di bawah ke Bali atau Jawa dan dikemas sehingga pihak luar negeri tidak mengetahui bahwa ikan tersebut berasal dari kabupaten Sikka.

“Kita harus memperbanyak industri-industri yang bisa menyerap tenaga kerja banyak serta memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan pemerintah daerah dalam bentuk retribusi,” pesannya.

Sementara itu Leo Bachtiar da Lopez mengatakan, untuk mengatasi human trafficking di Flores dan NTT maka sektor pertanian harus dikembangkan namun tetap menjaga kelestarian lingkungan.

Leo menyarankan agar para pemuda harus banyak kembali menetap di desa khususnya pemuda yang berjiwa entrepreneur dan memiliki wawasan kebangsaan sehingga bisa menggerakan ekonomi desa sehingga human trafficking bisa diatasi.

Lihat juga...