Kuliner Tidak Pengaruhi Omzet Pedagang Pasar Bulu

Menurut Suparno, sebenarnya yang dibutuhkan para pedagang di Pasar Bulu adalah program dari pemerintah dalam meningkatkan omzet penjualan. Pasar Bulu yang terletak di tengah kota, menjadikan pedagang di Pasar Bulu harus bersaing dengan pasar-pasar modern atau swalayan.

Suparno mengharap tempat kuliner dan kafe juga buka saat siang hari sehingga masyarakat semakin banyak yang mengujungi Pasar Bulu baik siang maupun sore hari.

“Saya tidak masalah jika memang lantai 3 digunakan untuk tempat kuliner dan kafe. Tapi seharusnya pemerintah tidak memberi harapan bahwa akan ikut menguntungkan pedagang. Sehingga pedagang di sini jadi kecewa. Kami sebagai pedagang sebenarnya hanya ingin pemerintah kota membantu kami untuk bersaing dengan pasar-pasar swalayan. Kalau tempat kuliner dan kafenya juga buka saat siang hari, maka pengujung tempat kuliner juga bisa mampir ke kios lainnya yang ada di Pasar Bulu sehingga dapat ikut menguntungkan pedagang,” papar Suparno.

Sementara itu pengunjung Pasar Bulu, Damas Adi Priambodo, mengatakan bahwa suasana Pasar Bulu lebih sepi dibandingkan dengan pasar tradisonal lainnya yang ada di Semarang. Dia yang mengetahui adanya tempat kuliner dan kafe di lantai 3, juga menyangkan tempat kuliner dan kafenya tidak buka saat siang hari.

“Jika pemerintah memang berniat untuk meramaikan Pasar Bulu sekaligus menambah keuntungan dari para pedagang, seharusnya tempat kuliner dan kafe yang ada di Pasar Bulu juga buka saat siang hari. Kalau buka siang hari, maka Pasar Bulu akan semakin ramai pengunjung dan pengujung diharapkan bisa mampir ke kios-kios lainnya sehingga omset pedagang di Pasar Bulu bisa bertambah,” kata Damas.

Lihat juga...