Gas Mahal, Warga Bangunrejo Gunakan Kayu Bakar
Kayu bakar diakuinya diperoleh dari jenis kayu albasia, kayu jati serta kayu sisa gergajian yang diperoleh dari area perkebunan yang ada di wilayah tersebut. Sebagian warga lain bahkan mempergunakan batang tanaman jagung sebagai bahan bakar dan sebagian mempergunakan sabut dan arang kelapa untuk bahan bakar memasak.
Proses penjualan elpiji dilakukan oleh para pengecer menggunakan kendaraan roda dua sehingga harganya cukup mahal meski di beberapa tempat harga tabung gas elpiji harganya hanya berkisar Rp20.000 hingga Rp22.000 yang dijual oleh sejumlah warung yang mendapat kiriman dari agen.
Suwardi, salah satu agen penjualan gas elpiji di Desa Banjarmasin Kecamatan Penengahan mengungkapkan saat ini penjualan gas elpiji pada sejumlah agen dibatasi untuk jumlah tertentu sehingga dirinya tidak bisa menyediakan stok dalam jumlah banyak. Dirinya yang melakukan pengiriman gas elpiji ke sejumlah warung menyebut di agen miliknya hanya dibatasi menjual sebanyak 300 tabung.
“Di beberapa warung pengecer tabung gas elpiji kerap kosong karena pasokan dari distributor juga dibatasi apalagi tabung ukuran tiga kilogram merupakan gas bersubsidi untuk kaum miskin,” papar Suwardi.
Beberapa warung pengecer rata rata menjual sebanyak 15 hingga 20 tabung gas elpiji dengan setiap 5 tabung wajib menjual sebanyak 1 tabung non subsidi ukuran 5,5 kilogram meski diakuinya permintaan akan tabung non subsidi di wilayah pedesaan masih terbatas.
Sumini,pemilik warung di Desa Banjarmasin menyebut lancarnya distribusi gas elpiji sangat membantu kelancaran penjualan elpiji di wilayah tersebut dan tidak mengakibatkan kelangkaan di pedesaan.