JAKARTA – Ketua Yayasan Damandiri, Subiakto Tjakrawerdaya, menceritakan peranan Yayasan Damandiri dalam membangun kembali koperasi pedesaan yang telah lama hilang.
Damandiri yang berdiri sejak 1996, memiliki tujuan utama ikut serta membantu masyarakat dalam proses pemberdayaan keluarga-keluarga miskin, yang merupakan tantangan besar atau pekerjaan rumah bangsa Indonesia. Hal demikian disebabkan masih besarnya jumlah keluarga miskin di Indonesia.
Dalam perhitungan UNDP, tercatat sekitar 140 juta dengan ukuran dalam sehari 20 ribu rupiah. Menurut data yang ada juga menyatakan, kemiskinan ini juga adanya ketimpangan yang cukup jauh, di mana 4 orang konglomerat di Indonesia menguasai 500 triliun lebih kekayaan bangsa ini.
‘Ketimpangan inilah yang menjadi perhatian dan tantangan dari Yayasan Damandiri, dengan programnya selama lebih dari 17 tahun mencoba memberikan dan melayani para pengusaha kecil diseluruh Indonesia, dengan menempatkan dana sekitar Rp900 miliar setiap tahunnya, dan sudah berputar selama 17 tahun menjadi Rp23,5 triliun, dengan 1,5 juta nasabah pengusaha kecil dan pengusaha mikro.
Subiakto mengatakan, untuk menjalankan tujuan tersebut, Yayasan Damandiri mencoba masuk ke pelosok pedesaan dengan membawa program yang diberi nama Program Desa Mandiri Lestari. Langkah Damandiri membawa program tersebut dengan membangun koperasi dan membangun desa, dengan kekuatan pilarnya, yakni koperasi.
Cita-cita Damandiri ingin menciptakan dan membangun desa sekaligus menjadikan koperasi sebagai pilar pembangunan desa, menjadi ekonomi desa tersebut. “Program tersebut sudah terlaksana dan masih dikerjakan, dan koperasi sudah berjalan dengan adanya simpan pinjam,” jelasnya.