Perang Senjata Mainan Patut Diwaspadai

PADANG — Sejumlah masyarakat di Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat, merasa resah dengan adanya perang-perangan tembakan senjata mainan yang dilakukan anak-anak yang melintasi sepanjang jalan raya. 

“Mereka (anak-anak) lewat menaiki kendaraan roda empat, nanti jika mereka melihat ada anak-anak yang berdiri di tepi jalan, langsung diacungkan senjatanya, dan terjadilah perang-perangan. Jadi, bagi pengendara yang lewat pada momen itu, dapat dipastikan terkena tembakan,” kata Empol, Senin (26/6/2017).

Ia mengakui, sangat resah dan bahkan khawatir tembakan anak-anak menyasar mengenai mata. Tidak hanya khawatir terhadap anak-anak yang berperang itu, tapi juga khawatir bagi pengendara yang lewat.

Selain itu, Erel, seorang tukang ojek di Sutera mengatakan, sering memarahi anak-anak yang melakukan perang-perangan itu, tapi ketika dimarahi malah diserang dengan tembakan peluru mainan tersebut.

“Saya tidak kenal entah anak siapa itu, padahal senjata tembakan mainan harganya tidak murah,” ujarnya.

Menurutnya, sudah bisa dikatakan perang tembakan mainan itu sudah terjadi sejak puluhan tahun yang lalu. Bahkan, membeli senjata mainan itu terlihat menjadi tradisi anak-anak di Sutera.

“Bagi yang menjual senjata mainan di Sutera ini, mungkin sudah tahu bagaimana antusias  anak-anak membeli senjata mainan itu. Tidak hanya anak-anak yang datang membeli sendiri, bahkan ada yang datang membeli ditemani orang tuanya,” ujar Erel.

Sementara, salah seorang penjual senjata mainan yang enggan disebutkan namanya mengakui, cukup besar omzet penjualan senjata mainan pada lebaran ini. Dengan harga senjata mainan Rp20.000 hingga Rp100.000, omzet mencapai Rp5 juta.

Lihat juga...