RABU, 22 MARET 2017
JAKARTA — Beberapa hari yang lalu atau tepatnya pada tanggal 17 hingga 18 Maret 2017, Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Negara-negara yang tergabung dalam Anggota G-20 telah melaksanakan pertemuan membahas seputar perdagangan dan perekonomian dunia di Kota Baden-Baden, Jerman.
![]() |
Menteri Keuangan Sri Mulyani. |
Pertemuan tersebut merupakan salah satu agenda rutin tahunan yang diselenggarakan Negara Anggota G-20, khususnya untuk pejabat negara setingkat menteri. Tahun lalu pertemuan antara Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Negara G-20 berlangsung di Tiongkok.
Pemerintah Indonesia sebagai salah satu Negara Anggota G-20 pada kesempatan kali ini mengutus dua wakilnya dalam pertemuan tersebut. Masing-masing adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan juga Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Dermawan Wintarto Martowardojo.
Namun sayangnya dalam pertemuan yang diikuti Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral tersebut tidak dapat menghasilkan keputusan yang penting dalam hal perdagangan internasional. Hal tersebut dipengaruhi oleh perbedaan arah dan kebijakan perdagangan yang diambil oleh Pemerintah Amerika Serikat maupun Pemerintah Inggris.
Demikian pernyataan resmi yang disampaikan secara langsung oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pada saat menggelar acara jumpa pers dengan para awak media terkait seputar hasil pertemuan Negara Anggota G-20 di Kantor Kementrian Keuangan (Kemenkeu), Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Rabu (23/3/2017).
“Kita harus mewaspadai terutama terkait arah kebijakan perekonomian dan perdagangan khususnya di Negara Amerika Serikat paska terpilihnya Pemerintahan dan Presiden yang baru (Donald Trump).