![]() |
Motif Batik Pacitan. |
Tren
- Pesantren NU dalam Tudingan Isu
- Gagal Piala Dunia: Liga Pelajar
- Gaza dan Tiga Peran Presiden Prabowo
- Titiek Soeharto Ingatkan Pentingnya Higienitas Menu MBG
- Titiek Soeharto Serahkan Bantuan Paket Sembako Pada PPL Bantul
- Titiek Soeharto Tinjau Rehabilitasi Jaringan Irigasi di Kulonprogo
- Gerakan Banteng 5.0 dan Koperasi Mahasiswa
- Gaza dan Efektivitas Boikot
- Menteri Kebudayaan Apresiasi Perayaan Akulturasi Budaya Tiongkok-Indonesia
- Menteri Kebudayaan Soroti Sinema sebagai Jembatan Budaya Global
SELASA 7 MARET 2017
PACITAN—Memperingati Hari Perempuan Internasional, ternyata peran wanita di daerah mampu mendorong roda perekonomian tidak hanya bagi keluarganya namun juga bagi masyarakat sekitar. Hal ini lah yang dilakukan oleh Ambar (30 tahun) warga Baleharjo, Pacitan. Berawal dari banyaknya tanaman pace atau yang biasa disebut mengkudu, ia berinisiatif membuat motif batik dari bentuk pace. Dan kemudian dipadupadankan dengan gambar hewan maupun tumbuhan sesuai kreativitasnya.
Usai menuangkan ide kreatifnya diatas selembar kain, ternyata banyak peminat. Tak tanggung –tanggung, peminat motif batik pace miliknya berasal dari golongan menengah ke atas. Karena menurut pembeli, motif batik seperti ini jarang apalagi khas Pacitan.
“Saya hanya membuat batik tulis, sehingga proses pengerjaannya cukup lama dan detail motifnya berbeda setiap kali produksi, itu yang membuat para pembeli tertarik,” ujarnya kepada Cendana News saat ditemui di rumahnya, Selasa (7/3/2017).
Selain membuat batik tulis biasa dengan menggunakan bahan pewarna kimia, Ambar juga membuat batik tulis alam, yang bahan pewarnaannya berasal dari alam. Seperti akar, daun, kayu dan bunga dimana untuk menghasilkan suatu warna harus melewati proses panjang terlebih dahulu.
“Meski bahannya sulit, namun batik tulis alam dinilai lebih awet dan tahan lama, inilah yang membuat harganya semakin mahal dan diincar kalangan menengah ke atas,” cakapnya.
Dari kedua teknik batik tulis tersebut, Ambar tetap mengutamakan motif batik pace sebagai khas daerah Pacitan. Namun ada pace yang terlihat jelas maupun samar. Untuk per lembar kain batik tulis biasa dibanderol dengan harga Rp 1 – 2 juta per meter tergantung kerumitan motif. Sedangkan batik tulis alam dibanderol dengan harga Rp 3 – 5 juta tergantung motif dan banyak sedikitnya warna yang digunakan.
Salah satu pecinta batik, Puji Hastuti asal Ponorogo mengaku rela berburu batik pace langsung dari Pacitan karena menurutnya, batik motif pace masih jarang pemiliknya sehingga memiliki nilai lebih bagi para kolektor batik.
“Kalau di Ponorogo kan belum ada motif batik khasnya kalau di Pacitan ini sudah ada motif batik khasnya, yakni pace, ini yang unik,” pungkasnya.
Jurnalis: Charolin Pebrianti/Editor: Irvan Sjafari/Foto: Charolin Pebrianti
Lihat juga...