Selain lokasi lokasi tersebut, di beberapa lokasi yang berpotensi menjadi lokasi kegiatan penyelaman juga tengah dipetakan oleh Tamudika, terutama wilayah pesisir pantai yang memiliki terumbu karang bawah laut. Tamudika menyebut kontur wilayah pesisir pantai yang berbeda di Lampung Selatan memiliki pola penanganan yang berbeda, karena Pantai Timur yang sebagian menjadi muara sungai-sungai besar, di antaranya Way Sekampung, Way Seputih serta beberapa sungai besar membuat wilayah tersebut cenderung berlumpur dan menjadi lokasi pertumbuhan mangrove dan habitat satwa seperti bangau, elang serta lingkungan rawa-rawa yang menjadi tempat berkembangnya kura-kura serta buaya dan satwa lain. Sementara wilayah pesisir Barat cenderung berbatu dan memiliki banyak terumbu karang yang baik.
“Kita telah memetakan wilayah lahan basah, khususnya daerah yang berbatasan dengan laut dan Lampung Selatan cukup unik, tentunya penanganan berbeda akan dilakukan untuk konservasi bagi keberlangsungan ekosistem di pesisir pantai,” terang Benny.
Wilayah Lampung Selatan yang memiliki garis pantai 180 kilometer persegi dengan kekayaan potensi pulau-pulau kecil sebanyak 30 pulau, dikatakan Benny merupakan potensi yang harus dijaga oleh semua pihak. Tamudika menjadi salah-satu organisasi yang memiliki tanggung-jawab moral, untuk menjaga serta menyadarkan berbagai kalangan, bahwa kelestarian lingkungan lahan basah terutama perairan dan pulau-pulau yang kelak akan menjadi warisan generasi penerus bukan hanya untuk kepentingan sesaat.
Sosialisasi, bentuk kerja nyata dengan melakukan pembersihan pantai, pembersihan lingkungan perairan sekaligus proses penanaman terumbu karang merupakan bentuk nyata kepedulian Tamudika akan kelestarian lingkungan.