Setahun Dikukuhkan Damandiri, Posbindu Bacang Sukses Kawal Kesehatan 167 Lansia

Melalui biaya cek kesehatan yang dikenakan kepada masyarakat, dana kas pengurus Posbindu, ditambah seorang warga yang sukarela menyumbang dana operasional, Posbindu Bacang akhirnya bisa membeli sendiri mulai dari alat ukur kolesterol, gula darah dan asam urat. Menyusul alat ukur tinggi badan, alat timbang berat badan sampai alat tensi darah berhasil terpenuhi kepemilikannya.

“ Yang paling sulit adalah ketika kami harus mengedukasi guna membangkitkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemeriksaan kesehatan sebagai deteksi awal pada penyakit. Kami mengorbankan waktu, tenaga dengan penuh kesabaran mengunjungi mereka dari pintu. Tapi tepat satu tahun perjalanan panjang, kami berhasil memenangkan mereka,” imbuh Rumiyanti.

Memenangkan warga dengan memberdayakan mereka untuk datang memeriksa kesehatan, hal itu menjadi pintu masuk untuk memantau, mendeteksi sekaligus menjaga kesehatan warga Srengseng Sawah, khususnya RW02. Tagline Posbindu Bacang ‘melayani dengan hati’ menjadi acuan untuk terus melayani kesehatan masyarakat tanpa pamrih.

Pengukuran lingkar pinggang lansia

Hingga satu tahun berdirinya Posbindu Bacang, mereka berhasil mengawal kesehatan 25 persen (167 orang) dari 668 jiwa warga lansia RW02, Srengseng sawah. Mendeteksi gangguan kesehatan dalam konteks penyakit tidak menular, menjaga pola makan, mengedukasi pola hidup sehat, sampai mengaktifkan kegiatan senam pagi adalah cara yang dilakukan selama ini.

“ Perbedaan dalam menangani lansia dan balita adalah, berat badan balita pasti dipantau agar bertambah setiap minggunya. Sedangkan bagi lansia, berat badan mereka harus dijaga tetap stabil. Jika tidak, otomatis penyakit seperti kolesterol, asam urat, hipertensi dan turunan penyakit tidak menular lainnya akan dialami oleh lansia,” pungkas Rumiyanti.

Jurnalis : Miechell Koagouw / Redaktur : ME. Bijo Dirajo / Foto : Miechell Koagouw

Lihat juga...