Kartini, Kepala Desa Perempuan, Pimpin Dua Periode

Dipimpin oleh seorang perempuan, menurutnya, membuat kepatuhan masyarakat di desa tersebut juga lebih taat dibanding sebelumnya dengan tingkat pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga awal tahun ini terealisasi sebanyak 80 persen. Beberapa tunggakan PBB di antaranya karena ada permasalahan kepemilikan tanah yang sudah dialihkan, serta pemilik tanah tidak tinggal di desa tersebut. Selain itu, salah satu pemilik tower telekomunikasi di antaranya milik PT HCPT, hingga kini juga belum membayar kewajiban PBB yang harus segera disetorkan ke dinas pendapatan daerah.

Di Bawah Kepemimpinan Kartini Desa Mengalami Perkembangan
Kartini mengaku, bukan hal mudah memimpin desa yang sudah berdiri sejak tahun 1934 tersebut dan memiliki warga yang terdiri dari beragam suku maupun agama. Tuntutan perkembangan zaman dengan adanya Jalan Lintas Sumatera dan Jalan Tol Trans Sumatera yang melewati desa tersebut, juga semakin menambah berat tugas yang diembannya. Namun, ia mengaku, dengan bantuan para aparatur desa termasuk Badan Permusyawaratan Desa (BPD), ia mampu menjalankan roda pemerintahan dengan baik.

Ia juga mengaku, selalu berkoordinasi dengan setiap kepala dusun (RW) di antaranya di Dusun Jati Bening, Dusun Jati Sari, Dusun Sumbersari, Dusun Pasuruan, dan Dusun Banyumas. Setiap dusun didiami oleh berbagai macam suku di antaranya Bali, Padang, Jawa, Sunda, Serang, dan mayoritas masyarakat asli Lampung. Saat ini, Kartini mengaku, memimpin desa yang memiliki luas wilayah 377 hektar dengan batas wilayah sebelah utara Desa Klaten, sebelah selatan Gunung Rajabasa, sebelah barat Desa Ruang Tengah, dan sebelah timur Desa Banjar Masin.

Lihat juga...