PONOROGO — Ponorogo ternyata memiliki beberapa stasiun yang bangunannya masih ada hingga kini. Salah satunya stasiun Jetis di Desa/Kecamatan Jetis, Ponorogo. Stasiun yang dibangun pada tahun 1922 oleh Staatsspoorwegen (SS), salah satu dari beberapa perusahaan kereta api di Hindia Belanda. Kini, stasiun yang pernah berjaya pada masanya ini hanya menjadi bangunan kosong dan tidak difungsikan kembali. Padahal bangunan masih terlihat utuh, ketika jurnalis hendak memasuki gedung ini, pintu terlihat digembok dan tidak bisa dibuka.
![]() |
Kondisi bangunan Stasiun Jetis yang tak lagi difungsikan. |
Bagian belakang bangunan berhimpitan dengan rumah warga, bekas rel kereta api juga masih terlihat namun tertutup oleh rumput. Di sisi bagian utara dan selatan bangunan ini terlihat tulisan “Djetis” menggunakan ejaan lama. Di bagian depan gedung terdapat plang bertuliskan aset milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) dengan tanah dan gedung dinas seluas 108,4 meter persegi.
Masyarakat Ponorogo kini tidak bisa menikmati rasanya naik moda transportasi kereta api. Masyarakat yang ingin bepergian menggunakan kereta api harus pergi ke stasiun Madiun terlebih dahulu.
Salah satu warga Desa Jetis, Arik (22) menjelaskan, ia awalnya tidak tahu kalau bangunan sebelah toko pertanian miliknya merupakan bangunan bersejarah bekas stasiun pada jamannya.
“Saya diberitahu oleh pemilik toko pertanian, kalau bangunan ini merupakan bekas stasiun,” jelasnya kepada Cendana News di lokasi, Jumat (6/1/2017).
Menurutnya, stasiun ini sejak dibangun pada 1922 hingga 1984 beroperasi, namun pada 1945 stasiun sempat diambil oleh Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI), perusahaan kereta api pemerintah Republik Indonesia saat itu.