Lima Puluh Tahun Narko Tekuni Usaha Kerajinan Gerabah

SENIN, 30 JANUARI 2017

TUBAN — Narko (68), salah-satu warga Kelurahan Karang,  Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, kurang lebih sudah 50 tahun menggeluti kerajinan Gerabah. Di usianya yang sudah tidak muda lagi, Narko bersama istri tercinta terus menekuni kerajinan berbahan tanah liat yang merupakan usaha turun-temurun dari nenek-moyangnya tersebut hingga sekarang. Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, Narko sudah sering membantu keluarganya untuk membuat Gerabah.

Narko

“Saya sudah mengenal kerajinan gerabah sejak SD karena sering membantu keluarga membuat gerabah. Dan, sudah sejak lima puluh tahun lalu, saya bersama istri meneruskan usaha turun-temurun dari keluarga untuk membuat kerajinan gerabah,” jelasnya, saat di temui Cendana News di kediamannya.

Untuk membuat kerajinan gerabah, Narko mencampurkan dua bahan utama, yakni tanah liat dan pasir laut dengan perbandingan 3:1 (3 tanah liat : 1 pasir laut). Tanah liat yang biasa Narko gunakan adalah tanah liat yang diambil dari daerah Bektiharjo, Kabupaten Tuban. Sedangkan pasir lautnya juga didapatkan dari pasir laut yang ada di Tuban.

Menurut Narko, untuk membuat kerajinan gerabah tidak hanya dibutuhkan ketelatenan saja, tetapi juga cuaca yang mendukung. Banyak sedikitnya gerabah yang bisa Narko produksi bergantung cuaca, karena dalam proses pembuatan gerabah sangat membutuhkan sinar matahari secara langsung.

Istri Narko tengah membuat gerabah.

Lebih lanjut, Narko menuturkan, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan sebelum masuk dalam proses pembakaran dan kemudian siap untuk digunakan. Proses yang pertama, pengeringan tanah liat. Dalam proses ini, tanah liat yang dibelinya dikeringkan dengan sinar matahari. Setelah kering, tanah dimasukkan ke dalam bak penampungan untuk kemudian dicampur dengan pasir laut dan air secukupnya, serta dilakukan pengayakan.

Lihat juga...