Dampak Bensin Oplosan, Bengkel Panen Kendaraan Rusak

Berdasarkan informasi yang dihimpun Cendana News, menurut penjual bensin di kios yang ada di Jalan Lintas Sumatera, peredaran BBM oplosan sudah berlangsung sejak satu tahun terakhir. Kala itu, pelaku usaha masih sembunyi-sembunyi menyimpan dan menjual BBM oplosan. Namun dengan kemudahan transaksi dan sebagian disetor ke pengecer, tanpa harus kesulitan membeli di SPBU ada yang sengaja memesan bensin jenis oplosan tersebut.

Penyimpanan BBM oplosan itu bukan tanpa alasan. Sebab, BBM yang disebar di kios-kios yang meliputi wilayah Kecamatan Sidomulyo, Way Panji, Candipuro serta Kecamatan Penengahan itu, harganya lebih miring jika dibanding SPBU. Harga yang miring serta keuntungan yang berlimpah menjadi magnet tersendiri bagi pelaku usaha tersebut.

Di sisi lain, para pengendara motor yang tidak mengetahui dampak dari penggunaan BBM oplosan itu amat dirugikan. Pasalnya, mesin kendaraan akan cepat rusak bila pemakaian BBM oplosan berkelanjutan.

Salah satu karyawan bengkel lainnya, Suhadi, misalnya, membenarkan jika di wilayah Kecamatan Sidomulyo itu penggunaan BBM oplosan yang ada bisa mempengaruhi mesin kendaraan. Ia bahkan mencatat sudah belasan pemilik kendaraan roda dua yang mengeluh karena mesin motor para pemilik kendaraan yang menggunakan bensin oplosan tiba-tiba mati.

Penjual bensin di Kecamatan Sidomulyo mengungkapkan, diberlakukannya peraturan Hiswana Migas Lampung yang melarang pembelian BBM jenis premium menggunakan jeriken menjadi salah satu pemicu peredaran BBM oplosan kembali marak.

Para pembeli yang berada di wilayah pedesaan dan berada jauh dari SPBU bahkan lebih memilih BBM oplosan ketimbang BBM premium dari SPBU yang lokasinya sangat jauh. Akibat dari larangan pembelian BBM menggunakan jeriken itulah para pelaku usaha kios BBM di tepi jalan memilih menjual bensin jenis oplosan.

Lihat juga...