Bariah, di Usia Senja Tetap Tekun Bersihkan Sampah Pasar

Ia juga kerap mendapat kemurahan hati dari pedagang yang berjualan di sekitar pasar tersebut dengan diberi uang sebesar Rp5.000 atau Rp10.000 sekedar ucapan terima kasih dan sebagian bahkan memberi lebih terutama saat menjelang hari raya.

Meski demikian ia juga mengaku kerap mendapat keluhan (komplain) dari pedagang jika di sekitar los tidak bersih sehingga ia terpaksa melakukan aktifitas memungut sampah lebih teliti.

Kendala lain diakuinya saat musim penghujan, ia kesulitan membersihkan sampah terutama dari para pedagang sayur yang tidak menyediakan keranjang khusus. Ia sebetulnya telah mengingatkan kepada pedagang agar sampah-sampah dikumpulkan di satu wadah khusus sehingga tak berserakan namun sebagian pedagang membandel dan mengakibatkan pasar kotor.

Meski kini tak lagi bersuami namun ia masih bersyukur bisa bekerja untuk keperluannya di hari tua dan membantu anak dan cucunya. Memiliki lima orang anak yang sebagian besar sudah menikah dan beberapa orang cucu membuat dirinya tak memiliki tanggungan lagi.

Sebagian anak-anaknya pun tak melarangnya karena hasil yang cukup lumayan baginya. Meski demikian ia berharap dengan pekerjaan hanya berdua, ada perhatian lebih kepadanya dengan menaikkan upah sekitar Rp100ribu sekali pasaran. Namun harapannya tersebut hingga kini masih menjadi harapan yang belum terealisasi.

Bekerja selama delapan tahun tersebut ia pun mengaku sudah menghabiskan ratusan buah sapu, tiga buah angkong atau gerobak dorong tempat sampah dan puluhan keranjang. Angkong tersebut diakuinya bukan disediakan oleh pengelola pasar melainkan dibelinya dengan harga Rp500ribu dan dibelinya dengan sistem kredit atau mengangsur.

Lihat juga...