Dibalik Nama Kota Jayapura, Tersimpan Cerita Mereka (3)

SABTU, 28 JANUARI 2017

JAYAPURA — Tahukah anda Kota Jayapura sebagai ibukota Provinsi Papua yang saat ini telah mengubah nama sebanyak lima kali. Ingin tahu proses perubahan nama tersebut, berikut Cendana News rangkum dalam catatan nama dalam sejarah, edisi ketiga.

Taman Imbi Tugu Yos Sudarso, tahun 1980an – Arsip LMA Port Numbay

Edisi kedua, Senin (16/01/2017) kemarin Tim Cendana News membahas perubahan nama Kota NICA dan menjadi ibu kota Kerisidenan Nieuw Guinea pada tahun 1944-1946 di Dataran Makanwai, yang dua tahun kemudian tepatnya 1948 ditempatkan Besturassitent di Kampung Tabati untuk meredam gerakan anti Belanda.

Baca Juga:

Kota NICA dilembah Makanwai dipindahkan ke NIBI ABEI, tepatnya bekas kompleks Rumah Sakit Armada ke VII dan menjadi Kota NICA Baru pada Maret 1946-1951, dan kembali berubah namanya menjadi Kota Baru.

“Sejarah Kota Jayapura ini sekaligus mengungkapkan apa yang terjadi di beberapa wilayah lainnya di Irian Barat (kini Papua),” tegas Rudi.

Rudi Mebri – Ketua Pemuda Adat Port Numbay LMA  (2)

Kedudukan di Kota Baru menyebabkan dibuka dan dipindahkannya Gedung Markas Besar yang menjadi bekas kediaman Jenderal Mac Arthur di Camp Seventh Fleet (Ifar Gunung) dan dapat dibagunkan di Kota Baru sebagai Ambdswoning Residen yang kemudian berturut-turut sebagai Istana Gubernur.

Di tahun 1951 hingga 1955, Kota Baru diganti namanya menjadi Hollandia-Stad. Namun, pada tahun 1951, Hollandia Stad berubah menjadi Hollandia. Sementara tahun 1955 hingga 1958 Hollandia yang menjadi ibu kota diganti namanya menjadi Hollandia Binnen.

Lihat juga...