KAMIS, 28 APRIL 2016
BANDUNG — Sebanyak 64 kelompok teater di Jawa Barat (Jabar), tampilkan karya terbaik dalam ajang Festival Drama Bahasa Sunda (FDBS), di Gedung Kesenian Rumentang Siang, Jalan Baranang Siang, Kota Bandung, Sejak 18 April hingga 8 Mei 2016 mendatang.
Festival drama tahunan tersebut sudah ke-17 kali digelar.

Adapun pesertanya, terdiri dari para Siswa Sekolah Menengah Pertama maupun atas, juga komunitas teater se-Jabar.
Salah satu pengagas sekaligus Ketua Teater Sunda Kiwari, R. Dadi P Danusubrata menyampaikan, salah satu tujuan event ini untuk mendidik generasi muda agar turut melestarikan bahasa Sunda.
“Zaman sekarang itu orang-orang sudah asik sendiri, tunduk terus mainin gadget. Dengan mengikuti ini, bisa dilihat sendiri para peserta terlihat kerjasama, saling interaksi agar bisa menunjukan penampilan yang bagus,” tutur Dadi kepada Cendananews, Kamis (28/4/2016).
Menurutnya, banyak orang besar yang lahir dari komunitas teater. Sebab, kegiatan positif ini secara tidak langsung bisa membentuk karakter untuk menjadi orang yang jujur, cerdas dan percaya diri.
“Daripada anak muda masuk geng motor atau ikut kegiatan yang kurang baik, kan lebih baik mengikuti kegiatan seperti ini,” ujarnya.
Selain bertujuan mendidik generasi muda agar melestarikan budaya, acara ini juga dihelat untuk menciptakan penulis naskah Sunda.
FDBS 2016 ini, pihaknya menyiapkan tujuh naskah drama, untuk dimainkan para peserta. Dimana bobot cerita dalam isi naskah dibedakan berdasarkan peserta dari golongan pelajar dengan kelompok umum.
“Sampai saat ini, ke-17 kali kita gelar sudah terkumpul 100 lebih naskah. Pernah ada kawan dari Amerika, beliau memang sengaja ke Indonesia untuk memperhatikan budaya kita, dan menyayangkan kenapa tidak dijadikan buku saja,” kenangnya.
Menurutnya, alangkah lebih baiknya acara seperti ini disambut oleh pemerintah, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan demikian, para siswa diwajibkan menonton pentas drama berbahasa Sunda ini, agar tidak melupakan budaya asal.
Berdasarkan pantauan Cendana News, pada hari ke-10 FDBS 2016 digelar, cenderung sepi penonton. Adapun yang melihat pementasan hanya para peserta dan panitia saja.
“Sementara di sekolah-sekolah di Jawa Barat ini kan mayoritas ada mata pelajaran Bahasa Sunda. Mungkin akan lebih baik jika pada acara seperti ini dihadiri juga oleh siswa-siswa sekolah,” pungkasnya. (Rianto Nudiansyah)