![]() |
Longsor (ilustrasi) |
Tren
- Indonesia: Usia 80-Parameter Konstitusi
- One Piece: Awal Delegitimasi Psikologis dan Sosial?
- Kamardikan Rosopitu: Tujuh Seniman Menyulam Rasa Merdeka
- Jokowi & Pergeseran Isu Struktural – Personal?
- Simfoni Delapan Dekade, Harmoni Menuju 80 Tahun Kemerdekaan Indonesia
- Lembaga Sensor Film Luncurkan Situs Ramah Disabilitas dan Inklusif
- Jakarta Perlu Program Massal PISA
- Titiek Soeharto Dukung Pengembangan Peternakan Modern di Gunungkidul
- Titiek Soeharto Terima Buku Dokumentasi Tetenger Monumen KUD pertama di Indonesia
- Keluarga Henk Ngantung Siap Gelar Pameran Lukisan Perjuangan dan Proklamasi
JUMAT, 4 MARET 2016
Jurnalis: Rianto Nudiansyah / Editor : ME. Bijo Dirajo / Sumber foto: Rianto Nudiansyah
BANDUNG — Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Bandung mengingatkan, curah hujan yang tinggi di 21 Kecamatan berpotensi terjadi longsor, terutama wilayah perbukitan atau dataran tinggi.
Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Bandung, Dadang Wahidin menyampaikan, ke 21 kecamatan itu, diantaranya Kecamatan Ciwidey, Kecamatan Rancabali, Kecamatan Cipancung, Kecamatan Pengalengan, Kecamatan Kertasari, Kecamatan Cimenyan, Kecematan Cilengkrang dan Kecamatan Nagreg.
Untuk antisipasi, pihaknya telah menempatkan anggotanya di titik-titik longsor untuk mengantisipasi dampak terburuk dari bencana.
“Info dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika terdapat curah hujan disekitaran bukit-bukit dengan intensitas lumayan tinggi,” tutur Dadang kepada Cendananews, Jumat (4/3/2016).
Disebutkan, dibandingkan daerah banjir, justru area rawan longsor lebih banyak. penangannya, disebar 113 personilnya untuk ditempatkan di 21 Kecamatan, guna antisipasi banjir dan longsor.
“Karena yang banjir itu hanya tujuh hingga delapan Kecamatan saja, tapi ada hampir 21 kecamatan yang berada di dataran tinggi, istilahnya resiko longsornya lumayan besar dengan curah hujan seperti ini,” bebernya.
Sementara itu, pada dua daerah langganan banjir seperti Baleendah dan Dayeuh Kolot ketinggian air cenderung cepat menyusut. Namun titik-titik banjir agak melebar ke sebelah Timur, seperti Rancaekek dan Cileunyi.
“Yang paling parah Rancaekek dan Cileunyi. Kalau di Cileunyi ini bahkan bisa dua hingga tiga hari baru surut airnya,” pungkas Dadang.
Lihat juga...