JUMAT, 25 MARET 2016
Jurnalis: Rianto Nudiansyah / Editor : ME. Bijo Dirajo / Sumber foto: Rianto Nudiansyah
BANDUNG — Dari berbagai cemilan tradisional khas Jawa Barat, anda patut mencoba awug. Rasanya yang manis dan legit, sangat cocok dipadukan dengan teh hangat di musim hujan ini. Tepung beras, gula merah, parutan kelapa dan daun pandan adalah bahan utama dari makanan ini. Seluruh bahan itu dikukus menggunakan aseupan (anyaman bambu berbentuk gunung atau seperti nasi tumpeng)
![]() |
Awug |
Biasanya awug disajikan saat ada satu keluarga yang menggelar hajat. Namun bagi anda yang ingin mencicipi jajanan khas ini tak perlu menunggu adanya pesta. Dengan mendatangi ‘Awug Beras Asli Cibeunying’ di Jalan Jendral Ahmad Yani, Cicadas, Kota Bandung.
Kendati hanya berjualan di gerobak, pecinta kuliner harus bersabar ikut antre untuk membawa pulang jajanan pasar ini.
“Memang pembelinya enggak ada batasan umur yah, dari mulai anak kecil hingga dewasa juga ada yang datang,” tutur pemilik ‘Awug Beras Asli Cibeunying’ Asep Sukur (41) kepada Cendananews, Jumat (25/3/2016).
![]() |
Penjual Awug |
Asep telah menjual awug sejak tahun 1976 lalu. Saat itu orang tuanya hanya berjualan di pasar dengan cara dititipkan ke pedagang lain
.”Tapi saya akhirnya bapak saya mikir kalau dijual sendiri untungnya akan lebih banyak, akhirnya kita jualan disini, waktu itu tahun 1980,” ujarnya.
Dia bisa saja beralih usaha dibidang lain, tanpa harus melanjutkan jualan awug yang sudah dibangun oleh orang tuanya. Namun Asep merasa perlu ikut membesarkan kuliner tradisional Jawa Barat.
“Karena itu saya sering ikut seminar-seminar, misalnya seminar soal cara pembungkusan makanan. Kan biasanya kalau awug hanya dibungkus pakai kertas, kalau saya sediakan pembungkus yang berbeda misalnya pakai besek atau anyaman bambu,” ucapnya.
Untuk mengenalkan makanan tradisional ini juga dia kerap ikut serta dalam acara bazzar. Ada misi lain, dia berharap anak-anak sejak dini sudah mengenal makanan khas Sunda.
“Seharusnya sih di tiap sekolah khususnya sejak Sekolah Dasar dikenalkan makanan-makanan tradisional ini. Jangan sampai nanti tidak tahu sama sekali soal cara pembuatan makanan dari tanag asalnya,” harapnya.

Asep menjual makanan ini dengan harga Rp. 8.000 untuk satu dus. Sementara bila menggunakan besek dia membanderol Rp. 25.000 untuk ukuran besar.
“Kita juga sediakan yang menggunakan nampan besar harganya Rp. 250 ribu kalau yang kecil Rp.150 ribu. Biasanya itu buat hajatan. Kita juga tambah beberapa jajanan pasar lainnya seperti putri noong, gurandil, jiwel, ongol-ongol dan yang lainnya,” pungkasnya.