ISBI Berikan Pembekalan Potensi Seni di Lapas Wanita Klas IIA Sukamiskin

KAMIS, 17 Maret 2016
Jurnalis: Rianto Nudiansyah / Editor : ME. Bijo Dirajo / Sumber foto: Rianto Nudiansyah
BANDUNG — Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI), kenalkan seni tari dan musik kepada warga binaan Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Wanita Kelas II A Sukamiskin Kota Bandung di Jalan Pacuan Kuda, Arcamanik, Kamis (17/3/2016).
Pembekalan seni di Lapas Klas II A Sukamiskin
Hal ini dilakukan sebagai upaya mendekatkan dunia kampus kepada seluruh elemen masyarakat, khususnya terkait budaya dan seni. Mengingat penghuni Lapas jarang tersentuh oleh lembaga pendidikan, ISBI merasa perlu melakukan pembekalan potensi seni kepada warga binaan.
Wakil Rektor 3 ISBI, Suhendi Afriyanto berharap program ini bisa membawa pengaruh positif untuk warga binaan di Lapas. Menurutnya, Seni tak hanya menitikberatkan kepada aspek hiburan, tetapi memiliki dimensi lain, yaitu nilai untuk membangun karakter bangsa ini.
“Di Lapas ini kan termarjinalkan, mudah-mudahan masyarakat yang punya problem sendiri di dalam kehidupannya dengan seni ini bisa mencair,” tutur Suhendi, Kamis (17/3/216).
Sahut dia, warga binaan di Lapas cenderung sukar mendapatkan kesempatan mempelajari seni. Karena itu, lembaga pendidikan idealnya harus bisa terbuka dengan seluruh aspek masyarakat tanpa membeda-bedakan kasta, kelas maupun segmen.
“Justru yang lebih penting itu ya ini, kalau kita tidak peduli lalu siapa lagi yang harus peduli,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Lapas Wanita kelas II A Sukamiskin, Surta Duma Sihombing mengapresiasi program yang dilaksanakan ISBI ini. Menurut dia, kegiatan ini bisa sedikit meredam kejenuhan para warga binaan. 
“Seni ini juga bisa menyeimbangkan emosi kita, ketika mereka sedang resah atau stres ingat keluarga, kalau dengan menari kan setidaknya bisa mengatur emosinya itu,” ucap Surta.
Dikatakan, kegiatan latihan seni tari dan musik ini akan dilaksanakan rutin dua minggu satu kali. Dia beharap dengan adanya aktifitas ini akan berpengaruh positif terhadap tingkah laku para tahanan. 
“Pokoknya, kalau kegiatan yang dilandaskan seni mereka antusias. Berbeda dengan kegiatan lainnya seperti olahraga misalnya, walaupun antusias tapi tidak sebesar kepada seni,” pungkas.
Lihat juga...