Tak Kunjung Dipulangkan, Keluarga Terduga Teroris Datangi Mapolresta Solo

KAMIS, 17 Maret 2016
Jurnalis : Harun Alrosid/ Editor : ME. Bijo Dirajo / Sumber Foto: Harun Alrosid

SOLO — Keluarga terduga teroris Fonda Amar Sholihin yang tewas di Poso, Sulawesi Selatan pada 29 Februari 2016 silam, pada Kamis siang (17/03) mendatangi Mapolresta Solo, Jawa Tengah. Kedatangan keluarga terduga teroris asal Brengosan, Kecamatan Laweyan, Solo itu untuk mengirimkan surat kepada Kapolri, perihal permohonan pemulangan jenazah Fonda yang sudah 18 hari terkatung-katung di RS Bhayangkara Palu.
Pihak keluarga terduga teroris
Pihak keluarga yang ditemani sejumlah Ormas Islam Solo menyerahkan surat permohonan tersebut langsung kepada Kapolresta, Kombes Pol Ahmad Luthfi. Dalam surat itu disebutkan jika selama ini pihak keluarga sudah berusaha untuk memulangkan jenazah Fonda, namun selalu gagal dan tertunda. 
“Pihak keluarga mendengar kematian Fonda pada Kamis, 3 Maret 2016, dan sore itu juga ibunya Fonda yakni Umi Widayati langsung diperiksa di RS Bhayangkara untuk pengecekan data dan tes DNA, serta melihat fisik jenazahnya langsung,” ucap Panitia Pemakaman Fonda, Ustad Sholih Ibrahim kepada awak media usai menyerahkan surat permohonan pemulangan jenazah di Mapolresta Solo, Kamis siang (17/03/16).
Menurut Ustad Sholeh, pada Jumat, 11 Maret 2016, panitia pemakaman Fonda sebenarnya sudah mendapat kepastian melalui pihak keluarga, jika hasil tes DNA adalah Identik (Match) dengan jenazah Fonda, dan secepatnya akan dipulangkan pada Sabtu, 12 Maret. Namun sampai pada Sabtu itu, jenazah Fonda belum juga dipulangkan dan diminta untuk menunggu informasi selanjutnya pada Senin 14 Maret 2016. 
“Sempat ada spekulasi jika jenazah Fonda belum bisa dipulangkan karena ada serah terima jabatan Kapolda Sulteng dan kedatangan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla di Kalteng, serta kedatangan Presiden Jokowi di Solo karena cucunya lahir,” jelas ustad Sholeh.
Yang sangat disayangkan lanjut Sholeh, hingga hari ini (17/03) kabar pemulangan jenazah Fonda ke Solo belum ada kepastian. Pihak keluarga, panitia pemakaman Fonda, dan Ormas Islam Solo meminta kejelasan kepada Kapolri terkait tertahannya jenazah Fonda hingga 18 hari tersebut. Pihak panitia pemakaman dan Ormas Islam justru menilai ada pihak yang sengaja mempersulit pemulangan jenazah pria 22 tahun asal Solo tersebut. 
“Saya kira ini memang dipersulit, karena sudah 18 hari jenazah belum bisa diserahkan. Oleh karena itu melalui surat ini kami meminta kepada Kapolri untuk segera memulangkan jenazah Fonda dan meminta kejelasan Kapolri terkait alasan jenazah yang masih tertahan di RS Bhayangkara, Palu,” tambahnya.
Sempat ada isu yang berhembus jika jenazah terduga teroris Fonda itu tertahan karena tidak ada biaya. Namun hal itu langsung ditepis oleh pihak keluarga dan panitia pemakaman. Hingga saat ini keluarga dan panitia pemakaman sudah siap menerima kepulangan jenazah Fonda. 
“Kami sudah menyiapkan untuk pemakaman, yakni di tempat pemakaman Muslim Polokarto, Sukoharjo, Jawa Tengah,” pungkasnya.
Sementara itu, Kapolresta Solo Kombes Pol Ahmad Luthfi usai menerima surat permohonan itu mengatakan, akan menyampaikan surat tersebut kepada Kapolri.
“Surat permohonan pemulangan jenazah Fonda sudah kami terima, dan kami akan sampaikan kepada pimpinan,” jawabnya.
Lihat juga...