Pangan Tradisional Sikkato Atasi Mahalnya Harga Beras

MINGGU, 28 FEBRUARI 2016
Jurnalis : Rustam / Editor : ME. Bijo Dirajo / Sumber Foto: Rustam 

KENDARI—- Sejak tahun 2010, Pemerintah Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengantisipasi bila harga beras melambung tinggi dengan menerapkan program Sikkato, kuliner pangan tradisional yang terdiri dari Sinonggi, Kasuami, Kambose dan Kabuto.
Walikota Kendari menikmati pangan tradisional, Sinonggi
“Sejak tahun 2010, Pemerintah Kota Kendari sudah membudayakan menu makanan Sikkato dalam keluarga, maupun di rumah makan dan restoran,” kata Sri Yastin, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Kendari, Minggu.
Makanan sinonggi terbuat dari sagu yang diperkenalkan oleh masyarakat etnis Tolaki dan Mekongga. Sedangkan makanan kasuami terbuat dari ubi kayu diperkenalkan masyarakat  etnis Wakatobi dan Buton. Makanan kambose terbuat dari jagung, sementara kabuto dari ubi kayu.Kambose dan kabuto diperkenalkan masyarakat etnis Muna.
“Di Kota Kendari sudah ada program diversifikasi pangan yang sudah dibudayakan sejak tahun 2010. Ini merupakan upaya menciptakan ketahanan pangan nasional,” kata Sri Yastin, istri walikota Kendari.
Sosialisasi Sikkato, menjadi bagian program kerja Tim Penggerak PKK Kota Kendari bekerjasama dengan Badan Ketahanan Pangan Kota Kendari dan SKPD lainnya.
“Agar Sikkato dapat lebih dikenal, maka pendekatannya ke dalam keluarga. Cara mengolah makanan ini kan mudah dilakukan,” ujar Sri Yastin.
Agar program Sikkato dapat booming di Kota Kendari, maka Walikota Kendari, Asrun mengeluarkan Peraturan walikota (Perwali) Nomor 15 Tahun 2010, tentang aksi percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal.
Perwali itu dipertegas lagi dengan Instruksi Walikota Kendari Nomor 520/7241/2011. Instruksi itu menegaskan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Kendari, agar pada setiap kegiatan menyuguhkan atau menyajikan makanan lokal Sikkato.
Tahun 2012, Asrun juga sudah membentuk komunitas Sikkato. Komunitas ini malah dibuatkan SK Nomor 427 tahun 2012. Dengan komunitas ini, maka program Sikkato dapat tersosialisasi dengan baik kepada masyarakat Kota Kendari.
Dampak dari program Sikkato, meski harga beras melambung namun hampir tidak ada keluhan. Sebab masyarakat Kendari sudah punya cara khusus mengantispasinya dengan Sikkato. Ada sinonggi, kasuami, kambose dan kabuto.
Lihat juga...