Museum Sultan Malikussaleh Siap Difungsikan Setelah Pembangunan Menara Usai

KAMIS, 11 FEBRUARI 2016
Jurnalis: Zulfikar Husein / Editor: Gani Khair / Sumber foto: Zulfikar Husein
ACEH—Sultan Meurah Silu atau yang lebih dikenal sebagai Sultan Malikussaleh merupakan raja pertama pada Kerajaan Islam Nusantara, Samudera Pasai. Putra keturunan empat maharaja ini memerintah Kerajaan Islam sejak tahun 1267 Masehi.

Hingga berakhirnya masa Kerajaan Samudera Pasai, banyak peninggalan kerajaan termasuk peninggalan Sultan Malikussaleh yang mendirikan kerajaan tersebut. Terdapat ratusan bahkan ribuan peninggalan ditemukan. Mulai dari kepingan reruntuhan bangunan  kerajaan, uang dinar yang digunakan pada masa tersebut, hingga benda-benda bersejarah lainnya. Termasuk salah satunya adalah Lonceng Cakra Donya, sebuah hadiah dari Kerajaan Tiongkok pada abad 15 silam.

Karena tidak memiliki museum dan dilanda konflik, semua benda bersejarah itu dibawa di Ibu Kota Provinsi Aceh. Semua peninggalan, kecuali makam sang raja menjadi koleksi benda bersejarah di museum Aceh.

Paska konflik berakhir dan terjadi perjanjian damai antara Pemerintah Indonesia dan organisasi separatis Gerakan Aceh Merdeka terjadi pada 15 Agustus 2005. Pemerintah Aceh mulai membangun Museum Samudera Pasai atau disebut Museum Malikussaleh.

Museum ini didirikan dekat dengan makam Sang Sultan di Desa Beringen, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara. Namun hingga sekarang, bangunan yang sudah dibangun sejak 2013 tersebut belum juga usai apalagi difungsikan.

“Sudah dari 2013 dimulai pembangunan, tapi hingga kini belum selesai. Kalau museumnya kayaknya sudah siap, mungkin karena menaranya yang belum selesai makanya belum dibuka,” ujar Nizar Safriadi, warga sekitar kepada Cendana News, Kamis (11/2/2016).

Lihat juga...