SENIN, 1 FEBRUARI 2016
Penulis: Sari Puspita Ayu / Sumber berita : Ishak Kusrant / Sumber foto: Ishak Kusrant
CATATAN REDAKSI—Layanan listrik bagi masyarakat Indonesia terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, tanpa kecuali Manado. Listrik yang di era modern ini merupakan kebutuhan primer bagi hampir seluruh lapisan masyarakat, ternyata belum bisa dinikmati sebagaimana seharusnya. Pengguna masih harus merasakan kecewa atas layanan tak maksimal yang diberikan PLN (Perusahaan Listrik Negara).

Kehadiran kapal pembangkit listrik yang disewa oleh PT PLN Suluttenggo (Sulawesi Utara Gorontalo) dari negara Turki yang kemudian dikenal dengan pembangkit listrik terapung diharapkan mampu menjadi solusi bagi Kota Manado khususnya dan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) pada umumnya terkait kebutuhan listrik.
Cendana News mencatat bahwa pada bulan Januari Pemprov (Pemerintahan Provinsi) Sulut menyatakan maafnya kepada masyarakat Manado bahwa pemadaman masih akan terus berlanjut karena belum beroperasinya pembangkit listrik terapung tersebut. (Baca : Kapal Pembangkit Listrik dari Turki Belum Beroperasi, Pemadaman di Manado Berlanjut).
Kabar belum beroperasinya kapal pembangkit listrik tersebut tentu bukan kabar yang menyenangkan bagi pelanggan PLN, karena selaku pelanggan mereka telah menjalankan kewajibannya dengan baik karena mereka tidak ingin mendapatkan sanksi serius dari PLN berupa pemutusan jaringan listrik, jika mereka tidak memenuhi kewajiban dengan tepat waktu.
Tetapi kewajiban maksimal yang diberikan pelanggan belum dibarengi dengan mendapatkan hak yang maksimal pula. Cendana News mencatat bahwa belum beroperasinya kapal pembangkit listrik terapung tersebut membuat pelanggan kehilangan haknya mendapatkan listrik selama lebih dari 24 jam, sungguh prestasi luar biasa yang mampu dicatat oleh PLN Suluttenggo. (Baca: Manado Mengukir “Prestasi” Baru, Pemadaman Listrik Lebih 25 Jam).
Tidak selang berapa lama, kapal pembangkit listrik terapung MVPP Zeynep Sultan buatan Turki yang disewa selama lima (5) tahun oleh PT PLN Wilayah Sulutenggo untuk mengatasi krisis listrik di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dan Gorontalo, resmi beroperasi pada Sabtu (30/1/2016).
Dengan beroperasinya pembangkit listrik terapung tersebut, PLN wilayah Suluttenggo menjamin bahwa Sulawesi Utara dan Gorontalo bebas dari pemadaman listrik.
hari ini resmi beroprasi, sehingga pemerintah dan pihak PLN menjamin 90% tidak akan ada lagi pemadaman bergilir di Wilayah Suluttenggo. Menurut Gubernur Sulut, Sonny Sumarsono, 10% kemungkinan pemadaman tetap ada tetapi ia pastikan penyebabnya adalah faktor alam yaitu cuaca ekstrim.
Keterangan dari Baringin Nababan selaku General Manager (GM) PLN Sulutenggo, jika selama ini defisit listrik namun sekarang bisa surplus atau memiliki kelebihan pasokan daya listrik sebesar 170 MW, karena PLTG 100 MW di Marisa Gorontalo telah beroperasi ditambah lagi dengan 120 MW dari kapal MVPP Zeynep Sultan.
Jaminan layanan maksimal yang diberikan oleh Pemprov ditambah lagi dengan penjelasan dari GM PLN Suluttenggo, tentu seluruh masyarakat Sulut dan Gorontalo merasa bahagia dan lega, bahwa mereka tidak akan pernah lagi mengalami pemadaman listrik selama kondisi alam tetap normal.
Semoga, jaminan Sonny Sumarsono dan penjelasan Baringin Nababan benar-benar merupakan angin segar bagi pelanggan, bukan sekedar angin surga. Karena semua pihak tentu mengamini bahwa tersedianya kebutuhan listrik secara maksimal turut mendukung komitmen Sulut dalam menghadapi MEA (Baca: Sulawesi Utara Siap Menghadapi MEA 2016).
Mari jo ka Manado !