KAMIS, 18 FEBRUARI 2016
Jurnalis : Eko Sulestyono / Editor : ME. Bijo Dirajo / Sumber Foto: Eko Sulestyono
JAKARTA — Pengerjaan megaproyek kereta api cepat Jakarta-Bandung atau High Speed Railway (HSR) “berbenturan” dengan jalur yang akan dilalui kereta api ringan atau Light Rail Transit (LRT). Adhi Karya, sebagai salah satu perusahaan konstruksi milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terlibat dalam proyek pembangunan LRT akhirnya mengalah dan terpaksa merubah jalur (Trase) LRT demi HSR.
Direktur Utama PT. Adhi Karya, Kriswodarmawan |
“Kita mengalah dan nurut saja bagaimana baiknya, kita pasrahkan izin trasenya LRT kepada Kemenhub, khabarnya PT. Kereta Cepat Indonesia China sebagai pengembang HSR rencananya akan membebaskan lahan pengganti agar bisa digunakan sebagai jalur LRT, tapi saya belum tahu,”sebut Direktur Utama PT. Adhi Karya, Kriswodarmawan di Kantor Kemenko Perekonomian, Kamis (18/02/2016)..
Disebutkan, hingga saat belum ada pembahasan lanjutan, mengenai izin trasenya itu merupakan kewenangan Kementrian Perhubungan (Kemenhub). Dengan adamya perubahan trase, tentu saja hal ini akan mengubah anggaran investasi yang akan dianggarkan untuk proyek LRT. Rencananya PT. Adhi Karya berinvestasi sekitar RP. 10,2 triliun, jumlah tersebut nilainya sekitar 30 % dari total keseluruhan investasi.
Sementara itu, dalam Rapat Koordinasi di Kantor Kementrian Perekonomian di Lapangan Banteng, saat ini sedang dibahas tentang proses finalisasi terkait dengan Analisa Dampak Lingkungan (Amdal) LRT yang sudah lama diajukan kepada Pemerintah, tepatnya pada bulan Juni 2015 yang lalu, namun hingga saat ini masih menunggu proses dari Kementrian Perhubungan.