KAMIS, 4 FEBRUARI 2016
Jurnalis: Zulfikar Husein / Editor: Gani Khair / Foto : Zulfikar Husein
ACEH—Dalam sepekan terakhir, harga beras di Lhokseumawe, Provinsi Aceh melonjak naik. Kenaikan harga makanan pokok itu diduga akibat dipengaruhi oleh ketersediaan yang semakin berkurang. Selain itu juga rendahnya hasil produksi petani akibat seringnya cuaca buruk.

“Sejak akhir bulan lalu (Januari, red), harga beras naik, biasanya Rp8.000 sampai Rp8.500, sekarang kami jualnya Rp10.000 per kilogram,” ujar Fauzi, Pedagang beras pasar tradisonal di Lhokseumawe, Aceh, kepada Cendana News, Kamis (4/2/2016).
Menurut Fauzi, kondisi tersebut sudah biasa terjadi ketika memasuki awal tahun. Selain itu, kondisi seperti ini juga terjadi karena pengaruh curah hujan yang sering terjadi. Hujan, kata Fauzi, membuat petani di sejumlah wilayah di Aceh mengalami gagal panen,atau memperoleh hasil panen yang sedikit.
Akibatnya, lanjut Fauzi, ketersediaan beras akibat berkurangnya hasil panen yang sedikit menjadi berkurang. Selain itu, pasokan dari distributorpun menjadi sangat sedikit. Pedagang membeli dari distributor dengan harga yang mahal, karena itu pedagang juga menjual dengan harga yang sedikit mahal.
“Dari distributor sendiri sangat sedikit pasokannya, harga yang dijual dari mereka juga mahal, makanya kami mau nggak mau ya terpaksa menjual dengan harga lebih tinggi dari harga biasanya,” kata Fauzi.
Sementara itu, warga mengeluhkan lonjakan harga kebutuhan pokok tersebut. Warga berharap pemerintah segera turun tangan untuk mengendalikan harga beras yang dianggap semakin hari semakin tinggi harganya.
“Kita kan ada Bulog ya, mestinya harga beras tidak begitu tinggi harganya, karena ketersediaan beras bisa diatasi bulog. Kalau gini terus (lonjakan harga), pemerintah harus bisa mengendalikan harga beras,” kata Yanti, salah seorang warga Lhokseumawe.