Berkah Buah Hutan Bagi Warga Pedalaman di Perbatasan RI – Malaysia

RABU, 24 FEBRUARI 2016
Jurnalis: Aceng Mukaram / Editor : ME. Bijo Dirajo / Sumber foto: Aceng Mukaram

?SANGGAU — Musim buah hutan merupakan berkah tersendiri bagi masyarakat yang berada di daerah pedalaman, tepatnya di Kampung Baru, Desa Tebang Benua, Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. Selain mendapatkan penghasilan, hasil yang hanya dapat dipenen sekali setahun juga dapat meningkatkan kekeluargaan.
Buah hutan inilah yang dijual warga pedalaman Kalbar di jalan lintas negara
Seorang warga menyebutkan, Yasuanus (30) menyebutkan, panen buah hutan yang sudah menjadi tradisi harus dilakukan dengan kesepakatan bersama. Warga harus sepekat dan musyawarah terlebih dahulu dan menentukan jadwal memanen, agar setiap warga mendapatkan hak yang sama.
“Ini demi kekompakan sesama kami di kampung. Jadi, gak sembarangan main ambil. Itukan hutan harus dijaga. Makanya kami sepakat ada musyawarah sebelum memanen,” ucapnya.
Disebutkan, buah hasil hutan sangat beragam, diantaranya, Lengkeng, rambutan, belimbang darah, mentawa, petai. Setelah dibagi rata, buah dijual di pinggiran jalan lintas negara, Indonesia-Malaysia.
“Satu ikat  lengkeng hutan dijual Rp10 ribu.  Buah mentawa satu buah, Rp.10 ribu. Rambutan hutan seikat, Rp10 ribu dan petai hutan Rp10 ribu satu ikat,” jelasnya.
Yasuanus menyebutkan, dari hasil penjualan, dirinya bisa mendapatkan penghasilan sampai puluhan juta. Hasilnya digunakan untuk modal dan sebagian disisihkan untuk biaya sekolah anaknya.
“Dari hasil penjualan buah hutan saya dapat untung bersih Rp.20 juta. Lumayan ini. Uangnya saya buat buka usaha, dan sebagian saya tabung untuk anak sekolah,” ucapnya, yang memilik dua anak perempuan, dan satu laki-laki.
Manisnya legit buah lengkeng hutan ini menjadi daya tarik pembeli. Buah mentawa rasa manis dan asem juga banyak diminati pembeli yang melintas di jalan lintas negara itu. “Orang Malaysia banyak yang beli. Mereka suka buah-buah hutan ini. Bahkan mereka mengaku akan menanamnya di Malaysia. Mereka beli banyak ,” jelansya.
Menurutnya, buah-buah hutan hidup secara alami tanpa dipupuk. Warga di sana sepakat, bahwa hutan adalah berkah yang tidak berkesudahan. Namun, demikian warga tetap menjaga hutan demi untuk keberlanjutan hidup mereka. Dengan adanya hutan, warga sangat terbantu untuk memenuhi kebutuahn hidup.
Sementara itu, seorang warga negara Malaysia bernama Rajak mengaku, membeli buah hutan dari berjenis ini nanti akan ditanam di Malaysia. Menurutnya, buah hutan ini di Malaysia langka. 
“Ini saya baru lihat, saya tertarik membeli. Akan saya tanam di Sarawak, Malaysia,” katanya, pada saat membeli buah hutan yang dijual Yasuanus.  Ia datang ke Indonesia menggunakan kendaraan roda empat itu bersama keluarganya. 
Lihat juga...