RABU, 6 JANUARI 2016
Jurnalis: Ebed De Rosary / Editor: Sari Puspita Ayu / Sumber foto: Ebed De Rosary
MAUMERE—Kasus penyebaran penyalit HIV dan AIDS di Kabupaten Sikka pada tahun 2015 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2015. Pada tahun 2014, jumlah kasus HIV mencapai 25 kasus dan AIDS 55 kasus sementara di tahun 2015, kasus HiV hanya berjumlah 15 kasus serta AIDS 46 kasus.Sementara itu, perkembangan kasus HIV dn AIDS dari tahun 2003 hingga Oktober 2015 berjumlah 470 kasus.
![]() |
Wakil bupati Sikka, Drs.Paolus Nong Susar sedang menempelakn stiker HIV/AIDS pada kendaraan umum |
Dari jumlah penderita sebanyak 61 orang di tahun 2015 terdapat 27 orang perempuan, jumlah ini turun jika dibandingkan tahun 2014 sebanyak 30 orang perempuan. Namun jumlah penderita perempuan ini hanya terpaut sedikit dibandingkan tahun 2013 yang hanya 25 penderita dan tahun 2012 sebanyak 26 penderita.
Hal ini disampaikan Sekertaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Sikka, Yohanes Siga yang ditemui Cendana News di kantornya, Rabu (06/01/2016).
Yohanes mengatakan, sejak tahun 2003 hingga 2015 penderita HIV dan AIDS pada ibu rumah tangga masih menempati posisi tertinggi dengan 107 orang yang tertular.Dikatakan Yohanes, memang kasus penyebaran HIV dan AIDS pada ibu rumah tangga ini terjadi akibat tertular dari suami.
![]() |
Yohanes Siga, Sekertaris Komisi KPA kabupaten Sikka. |
Yohanes Siga, Sekertaris Komisi Penanggulangan AIDS ( KPA ) kabupaten Sikka.Dalam setiap kesempatan sosialisasi papar Yohanes, pihaknya selalu menghimbau agar suami yang pulang dari rantau sebelum berhubungan badan dengan sang isteri sebaiknya mengecek kesehatan dahulu atau memakai kondom saat berhubungan badan dengan isteri. Dijelaskan bahwa masyarakat NTT banyak yang menjadi buruh migran dan perantau dimana saat merantau mereka meninggalkan keluarga di kampung.
“Kasihan para ibu dan anak yang dikandungnya kalau tidak diketahui sejak dini maka mereka akan tertular juga. Makanya saya selalu minta agar para isteri yang suaminya baru pulang dari rantau mendorong suami periksa ke klinik kami “ tututrnya.
Ditambahkan Yohanes, KPA Sikka sudah memiliki 4 klinik VCT yakni di Puskesmas Kewapante, RS St.Gabriel Kewapante, Puskesmas Nita dan RSUD TC Hillers Maumere.Pemeriksaan yang dilakukan semuanya gratis. Selain itu tambahnya, sedang diusahakan agar setiap penderita TBC dianjurkan untuk sekalian melakukan tes HIV dan AIDS.
Data yang diterima Cendana News dari KPA Sikka menyebutkan, setelah ibu rumah tangga, posisi kedua penderita HIV dan AIDS sejak tahun 2003 sampai Oktober 2015 ditempati wiraswasta dengan 82 penderita disusul petani 60, sopir 36, buruh 34, PSK 26 dan tukang ojek 18 orang yang tertular. Jika dilihat menurut kecamatan posisi 10 besar ditempati kecamatan Alok dengan 66 penderita, Alok Timur 65, Nita 46, Alok Barat 40, Kewapantae 36, Kangae 25, Magepanda 24, Waigete 22, Talibura 22 dan Mego 21 penderita.
“Jumlah penderita ini didata dari jumlah orang yang memeriksakan diri ke klinik VCT maupun yang diketahui mengidap penyakit setelah dirawat di pusskesmas maupun rumah sakit. Masih banyak yang belum memeriksakan diri sehingga tidak diketahui pasti berapa jumlahnya “ papar Yohanes.