SELASA, 19 JANUARI 2016
Jurnalis: Zulfikar Husein / Editor: Gani Khair / Sumber foto: Zulfikar Husein
ACEH—Jembatan gantung di Desa Pange, Kecamatan Pirak Timu, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh mulai diperbaiki. Jembatan yang menghubungkan kecamatan pedalaman di Aceh Utara dengan akses perkotaan itu sebelumnya telah lama ditelantarkan.

“Sudah lama kali, dulu mau dibuat jembatan permanen tapi tidak dikerjakan, cuma dibuat pondasinya saja,” ujar T. Faisal Razi, Ketua Komite Nasional Pemuda (KNPI) Kecamatan Pirak Timu, Aceh Utara, Selasa, (19/1/2016).
Faisal menambahkan, jembatan tersebut dihentikan pengerjaannya karena kasus korupsi. Sayangnya, kasus korupsi tersebut tak pernah ada kelanjutannya hingga terbengkalai sampai sekarang.
Katanya, bagi warga di Kecamatan Pirak Timu, jembatan tersebut sangat sakral. Pasalnya, untuk akses ke pusat ibu kota kabupaten, warga bisanya melewati jembatan gantung tersebut.

Karenanya kata Faisal, warga sempat melakukan aksi protes dengan mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Aceh Utara. Namun warga tak mendapatkan hasil. Warga juga sempat berinisiatif memperbaiki sendiri secara gotong royong jembatan tersebut.
Beberapa hari lalu, lanjut Faisal, salah seorang ulama sempat berang dengan kondisi jembatan tersebut. Ulama berpengaruh di kecamatan itu meminta pemerintah segera mengerjakan jembatan baru.
“Sejak dua hari kemarin mulai dilakukan perbaikan dengan dana Rp200 juta. Kami minta jembatan baru, tapi kata Kepala Dinas Bina Marga, tidak bisa dikerjakan karena tidak dimasukkan dalam APBA,” kata Faisal.
Faisal menambahkan, kesepakatan lain antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Utara dengan warga Pirak Timu adalah jembatan tersebut akan dibangun ulang tahun 2017. Katanya, jembatan tersebut akan dimasukkan dalam Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Kabupaten (RAPBK) Aceh Utara untuk tahun 2017.
Ia berharap, Pemkab Aceh Utara benar-benar memenuhi janjinya tahun depan memprioritaskan jembatan Pange tersebut sebagai program utama. Karena jembatan gantung tersebut seperti urat nadi warga di kecamatan pedalaman Aceh Utara.