RABU, 6 JANUARI 2016
Jurnalis: Zulfikar Husein / Editor: Gani Khair / Sumber foto: Zulfikar Husein
ACEH—Media memiliki peran yang cukup penting dalam hal mempengaruhi opini publik. Media juga dianggap berperan cukup penting dalam membantu pemulihan kondisi korban kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Hal tersebut disampaikan sejumlah aktivis perempuan Aceh dalam diskusi refleksi perempuan penggiat komunitas di kantor lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH Apik) Aceh, di Lhokseumawe, Rabu (6/1/2016).
“Peran media dalam memberitakan, menginformasikan itu juga dapat membantu kerja-kerja pendampingan korban, dapat membantu pemulihan korban yang dialami oleh perempuan,” ujar Roslina Rasyid, Sekretaris Eksekutif LBH Apik Aceh.
Menurutnya, pemberitaan menyumbang perubahan lebih baik secara psikis korban. Roslina serta sejumlah aktivis perempuan di Aceh berharap media mampu mengambil peran tersebut.
“Kita harap media menjadi mitra kita dalam melakukan kerja-kerja pendampingan korban,” katanya.
Namun, sejauh ini belum banyak media berperan melakukan pemberitaan untuk membantu pemulihan korban secara psikis. Kemudian relasi yang dibangun antara media dan gerakan perempuan juga masih kurang.
“Nah kita terus melakukan upaya-upaya bermitra dengan awak media, kita berharap kedepan nanti model-model pemberitaan tentang kekerasan terhadap perempuan itu menjadi lebih baik dan dapat membawa perubahan positif secara psikis bagi korban,” kata Roslina.
Dalam diskusi yang melibatkan sejumlah aktivis pendamping korban kekerasan terhadap perempuan tersebut, juga diungkapkan peran kepala desa. Kepala Desa dinilai punya peranan penting dalam membantu dan mendukung kerja para pendamping.
Sejauh ini, menurutnya tidak banyak kepala desa yang berperan membantu kerja pendamping korban. Selama ini hanya beberapa kepala desa saja yang benar-benar peduli dan mendukung kerja-kerja pendamping korban kekerasan terhadap perempuan.