Fahira Idris : Berbagi Makan Sahur Untuk Kaum Dhuafa Adalah Ibadah, Titik!

Fahira Idris dan Rachmat Gobel  ketika SOTR bersama Pedagang Pasar Tradisional di Pasar Induk Kramat Jati
CENDANANEWS (Suara Perempuan) — Ramadhan. Bulan penuh ampunan, bulan turunnya Al-Qur’an, bulan dibebaskannya dari api neraka, bulan penuh berkah. Bulan yang ditunggu oleh umat muslim di seluruh dunia.
“Semua umat muslim berlomba-lomba melakukan kebajikan di bulan Ramadhan” Demikian Fahira Idris memulai percakapan dengan Cendana News. “Berlomba” melakukan kebajikan di bulan suci Ramadhan menjadi prioritas bagi perempuan penggagas Gerakan Anti Miras ini. 
“Ada beberapa amalan mulia di bulan suci Ramadhan ini, mengkhatamkan Al-Qur’an, sholat tarawih, memberi buka puasa, i’tikaf dan bersedekah, sebelum nanti di akhir Ramadhan kita menunaikan Zakat sebagai penyempurna ibadah kita di bulan suci ini” lanjut Fahira.
Ketika Cendana News mengklarifikasi mengenai Sahur On The Road yang sekarang ini ramai dibicarakan setelah adanya wacana larangan, Fahira menegaskan, “berbagi makan sahur adalah salah satu bentuk kebajikan di bulan suci Ramadhan, dan saya mendukung kegiatan sosial ini, orang beribadah kok dilarang”
Pelarangan makan sahur bersama kaum dhuafa di jalanan yang istilah kekiniannya Sahur On The Road sempat jadi wacana hangat karena dianggap pemicu tindak kekerasan di jalanan, salah satunya tawuran, selain itu, SOTR dianggap menyebabkan timbunan sampah dimana-mana. 
Menanggapi ini, Fahira menyampaikan “Masalah sampah, tidak bisa dikorelasikan dengan ibadah makan sahur bersama di jalanan, karena itu masalah kesadaran, orang bisa membuang sampah sembarangan di berbagai acara, saat perayaan Tahun Baru misalnya, jadi jika SOTR dianggap menyebabkan timbunan sampah, terlalu mengada-ngada. Dan harus dicatat, saya sebagai Senator Jakarta sangat mendukung gerakan untuk menyadarkan masyarakat khususnya warga DKI. Jakarta tentang pentingnya tertib membuang sampah pada tempatnya”
“Mengenai SOTR jadi ajang tawuran atau tindak kekerasan dan ugal-ugalan di jalanan, itu tidak masuk akal. Karena mudah saja membedakannya, apa yang dibawa oleh mereka yang serius ingin berbagi makan sahur, dan oknum yang memanfaatkan waktu sahur untuk bertindak kurang ajar, yang serius bersedekah pasti membawa nasi bukan besi atau senjata tajam” lanjut Fahira dengan penuh semangat.
Sebagai Wakil Rakyat, Fahira Idris termasuk yang aktif menggunakan media sosial untuk menjalin komunikasi dengan pengguna akun twitter lainnya terutama warga DKI. Jakarta, tanpa kecuali ketika Ia menyuarakan mulianya sedekah di bulan Ramadhan dengan cara berbagi makanan sahur bagi kaum dhuafa di jalanan. Topik yang ramai dibicarakan di twitter dengan tagar #SOTR ini seolah menguji kesabarannya dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan karena selain dukungan, Ia juga mendapatkan banyak kicauan dari yang tidak mendukung SOTR.
“Saya sering sedih jika justru banyak pemeluk agama Islam yang gagal paham dengan maksud baik saya. Misalnya, perihal pelaku tawuran atau pengguna motor yang ugal-ugalan saat waktu sahur, Saya tegas menyatakan itu wewenang pihak Kepolisian untuk menindak tegas. Dan harus, tapi, sekali lagi, jangan kait-kaitkan antara ibadah melalui SOTR dengan tindak kekerasan, gak nyambung” tegas Fahira.

Lihat juga...