![]() |
Abdullah Mansuri ketika diskusi terbuka dengan Ketua DPD RI dan Mentri Perdagangan |
Tren
- Indonesia: Usia 80-Parameter Konstitusi
- One Piece: Awal Delegitimasi Psikologis dan Sosial?
- Kamardikan Rosopitu: Tujuh Seniman Menyulam Rasa Merdeka
- Jokowi & Pergeseran Isu Struktural – Personal?
- Simfoni Delapan Dekade, Harmoni Menuju 80 Tahun Kemerdekaan Indonesia
- Lembaga Sensor Film Luncurkan Situs Ramah Disabilitas dan Inklusif
- Jakarta Perlu Program Massal PISA
- Titiek Soeharto Dukung Pengembangan Peternakan Modern di Gunungkidul
- Titiek Soeharto Terima Buku Dokumentasi Tetenger Monumen KUD pertama di Indonesia
- Keluarga Henk Ngantung Siap Gelar Pameran Lukisan Perjuangan dan Proklamasi
CENDANANEWS (Nasional) — IKAPPI (Ikatan Pedagang Pasar Indonesia) layak dinyatakan sebagai organisasi sosial tersibuk sekarang ini, karena hantaman demi hantaman dirasakan oleh pedagang di Pasar Tradisional. Mulai makanan berformalin, kebakaran pasar beruntun, dan isu paling menggemparkan adalah adanya beras sintetis (plastik) di pasar tradisional, belum tuntas masalah beras plastik, sekarang pasar tradisional dihajar lagi oleh isu penggelontoran bawang merah import, yang dikhawatirkan bisa mempengaruhi harga di pasaran, yang mulai ramai dibicarakan pada hari ini Senin (25/5/2015).
Abdullah Mansuri selaku Ketua Umum IKAPPI menghubungi Cendana News melalui saluran telpon GSM untuk melakukan klarifikasi, “Saya baru saja mendarat ini, dan saya tidak akan menuju ke rumah tetapi langsung ke pasar induk” jelas Mansuri mengawali percakapan.
Ia menjelaskan bahwa Kepala Litbang IKAPPI sudah diinstruksikan untuk ke Pasar Induk, Kramat Jati guna melakukan kroscek adanya isu bawang merah import ini, dan dinyatakan sampai detik saya bicara sekarang ini, tidak ada ditemukan bawang import seperti yang ramai dibicarakan,
“Setelah mendapatkan konfirmasi dari Kepala Litbang, saya juga lakukan konfirmasi ke pedagang pasar dari mulai pedagang terkecil sampai terbesar dan juga pengelola pasar, dan mereka semua menyatakan tidak ada gelontoran bawang merah import ke Pasar Induk, Kramat Jati” lanjut Mansuri.
Ketika Cendana News menanyakan tentang kemungkinan adanya korelasi antara moratorium Kementrian Perdagangan untuk Pasar Modern maka isu demi isu digulingkan oleh pihak yang ingin bermain di lingkaran ini, Mansuri menjawab “Sangat bisa, karena isu-isu ini terjadi setelah adanya moratorium tersebut dan menurut saya ada importir besar yang mencoba menggoyang harga menjelang Puasa Ramadhan”.
Menurut Mansuri, kenaikan harga terjadi di pasar tradisional, lazimnya adalah satu minggu sebelum Ramadhan, “tetapi kali ini terjadi jauh sebelum Ramadhan tiba, ditambah lagi tentang isu masuknya bawang merah import di Pasar Induk, ada apa ini” jelas Mansuri sambil menyatakan bahwa Ia sedang perjalanan menuju Pasar Induk, Kramat Jati guna menemui Kepala Litbang IKAPPI yang sudah sedari tadi berada di lokasi.
“Pantauan Litbang kami, diterima informasi bahwa malam ini akan ada truk masuk ke Pasar Induk, apakah truk tersebut membawa bawang import yang dimaksud atau tidak, saya bersama kawan-kawan akan berada di lokasi sambil melihat langsung apa yang dibawa oleh truk yang dijadwalkan masuk Pasar Induk malam ini tersebut” jelas Mansuri berapi-api.
Ketika dikonfirmasi tentang bagaimana pasar tradisional di daerah, “Pasar Induk di daerah sedang proses pengecekan di lapangan, jadi saya butuh waktu untuk mengklarifikasi, tetapi saya tegaskan di sini, jika isu bahwa ada bawang import masuk ke Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, saya tegaskan sampai detik saya bicara ini, tidak ada”. Tutup Mansuri.
————————————————————
Senin, 25 Mei 2015
Jurnalis : Sari Puspita Ayu
Foto : Dokumen DPP IKAPPI
Editor : Sari Puspita Ayu
————————————————————
Lihat juga...