Gergaji Keliling Solusi Pemotongan Kayu Cepat dan Rapi

Pengolahan Kayu menjadi Papan
CENDANANEWS (Lampung) – Para pemilik pohon di Kecamatan Penengahan Lampung Selatan Provinsi Lampung. yang hendak digunakan secepatnya menjadi bahan bangunan kini tak perlu resah mencari penyedia jasa penggergajian. Seperti yang dialami oleh Suparman (45) yang mengaku menggunakan jasa gergaji keliling yang dikenal di daerahnya dengan serkel keliling. Suparman mengaku hendak memotong sekitar 25 pohon jenis Albasia yang akan dipergunakan untuk membangun rumah anaknya.
Ia mengaku menggunakan jasa gergaji keliling untuk proses pengerjaan yang cepat dan lebih banyak kayu yang bisa dimanfaatkan. Suparman awalnya membandingkan “kerapian” dan tingkat kayu terbuang saat menggunakan gergaji mesin biasa dengan jenis serkel yang saat ini digunakan.
“Kalau menggunakan gergaji mesin biasa lebih banyak yang terbuang soalnya ketebalan kayu akan banyak yang terpotong jika menggunakan gergaji mesin biasa,”ungkap Suparman kepada media CND Rabu (13/5/2015).
Suparman selaku pemilik kebun mengungkapkan jenis kayu jati, albasia daun kecil, mindi yang ukurannya masih kecil namun berusia sekitar 4-5 tahun miliknya sengaja cepat ditebang. Sebab kebutuhan akan rumah untuk puteranya lebih baik menebang di kebun sendiri daripada membeli di toko bahan bangunan.
“Kayu kayu yang saya tebang kan jenis kayu keras jadi dengan jasa gergaji mesin keliling ini kan gergajinya lebih tipis sehingga kayu saya bisa terpakai bahkan yang berukuran kecil,”ungkap Suparman.
Dari pantauan media ini pekerja yang jumlahnya 4 orang tersebut terlihat menyelesaikan pemotongan kayu dengan menggunakan mesin gergaji keliling di Desa Gandri Kecamatan Penengahan Lampung Selatan Provinsi Lampung.
Pemilik gergaji kayu keliling tersebut memasang tarif Rp350.000/meter kubik. Sementara pemilik menyediakan makanan, minuman selama proses penggergajian berlangsung yang bisa memakan waktu sekitar 8-9 jam hingga satu hari tergantung jumlah kayu yang diolah.
Empat pekerja yang bekerja melakukan pemotongan kayu tersebut bekerja secara bertahap. Mula mula pada pagi hari para pekerja menebang pohon yang masih berdiri dengan menggunakan gergaji mesin kecil yang bisa dioperasikan perorangan. Setelah kayu kayu tersebut tumbang maka kayu akan dipotong potong sesuai kebutuhan pemilik.
Suratmin (34) operator mesin serkel atau gergaji keliling tersebut mengaku ia hanyalah pekerja sementara pemilik mesin potong tersebut adalah “bos” kayu. Suratmin mengaku hanya diupah berdasarkan berapa banyak kayu yabg dipotong dengan ukuran kubik, sementara pemilik kayu pun membayar jasa mereka dengan perhitungan perkubik kayu yang dihasilkan setelah dipotong.

Kayu yang sudah tumbang berdasarkan permintaan pemilik kayu akan dipotong sesuai permintaan, entah akan dijadikan papan, kusen, ataupun kayu kaso ukuran kecil. Tingkat presisi ketebalan kayu akan diatur dengan ukuran yang sudah disetting sedemikian rupa sehingga hasilnya akan sempurna.
Kelebihan menggunakan mesin serkel menurut Suratmin bisa dilihat dengan membandingkan “bubuk” atau “limbah” kayu yang dihasilkan, jika menggunakan gergaji mesin biasa maka akan lebih kasar sementara jika mesin serkel lebih halus berupa bubuk halus.
“Pengaruhnya tentu pada berkurangnya ketebalan, panjang kayu yang digergaji sebab jika satu mili saja dikalikan berapa ratus batang sudah berapa meter yang terbuang jika menggunakan gergaji mesin biasa,”ungkap Suratmin.
Bersama 3 kawannya ia mengoperasikan mesin berbahan baku solar tersebut, lalu secara bersama sama sesuai tugasnya masing masing mulai dari mengambil kayu bahan hingga meletakkan kayu di atas mata gergaji hingga menyusun kayu jadi yang sudah diolah dilakukan dengan koordinasi yang baik.
“Kita ibaratnya satu menit pun tidak boleh gegabah, tidak boleh lengah sebab mesin ini terus berputar, bahan bakar terus dibuang sehingga konsentrasi penuh untuk memotong setiap kayu yang diletakkan di atas mesin gergaji,”ungkap Suratmin di sela sel istirahat menggergaji kayu.
Gergaji keliling milik sang bos telah dimodifikasi sehingga bisa melakukan mobilitas ke semua medan dengan dibuat seperti kendaraan roda empat lengkap dengan ban mobil serta kemudi. Mesin bisa dibawa ke lokasi kebun dan pengolahan kayu bisa dilakukan saat itu juga.
Pekerjaan mengoperasikan jasa serkel keliling tersebut diakui oleh Suratmin bukan tanpa resiko, salah sedikit mata gergaji bisa mengenai tangan atau anggota tubuh. Karenanya rata rata pekerja tersebut sudah mahir menggunakan gergaji mesin dan juga sudah terbiasa menjadi penebang pohon. Selain itu para pekerja harus bisa membengkel atau memperbaiki alat yang terkadang bermasalah pada mesin gergaji atau juga jika mesin penggerak rusak.
Kayu kayu di kebun milik Suparman yang sedang dikerjakan tersebut menurut Suratmin bisa menghasilkan kayu lebih dari 5 kubik dengan upah sekitar Rp1.750.000,- upah tersebut biasanya dibayarkan langsung pemilik kayu ke pemilik mesin karena perhitungan operasional untuk membeli bahan bakar, tenaga kerja akan dikalkulasi oleh sang bos.
“Kami diupah oleh bos pemilik serkel sehingga nanti jika kami sudah selesai memotong kayu maka kami akan membereskan alat alat gergaji lalu mencari orang yang akan memakai jasa kami lagi,”ungkap Suratmin.
Proses pemindahan kayu akan dilakukan oleh pemilik kayu dengan cara mengupah pengangkut kayu dengan mobil atau pengojek kayu. Sementara Suratmin bersama ketiga rekannya mengaku biasanya akan pulang sambil menunggu perintah sang bos.
“Karena pemilik serkel sudah dikenal biasanya kami berangkat saat ada perintah dari bos, rata rata kami kerjakan pemotongan selama sehari apalagi jumlah pohon banyak,”ungkap Suratmin.
Usaha jasa gergaji keliling tersebut diakui Suratmin mulai banyak digunakan untuk pemilik kebun yang akan menebang pohon dalam jumlah banyak. Selain kecepatan, proses pengerjaan dengan gergaji mesin jenis serkel tersebut diakui Suratmin bisa mengurangi kayu yang terbuang.
“Selain lebih rapi, cepat pengguna jasa mesin yang kami operasikan ini biasanya ingin cepat selesai karena mau digunakan. Sementara gergaji mesin biasa kendalanya putus mata rantai gergaji,lebih lama,”ungkap Suratmin.

Saat jasa gergaji keliling sedang tak digunakan di luar, mesin serkel tersebut masih tetap bisa digunakan menggergaji kayu kayu berbagai jenis di “panglong” atau tempat pengetaman kayu untuk diolah menjadi berbagai jenis furniture yang ditekuni sang bos.
———————————————————- 
Rabu, 13 Mei 2015
Jurnalis   : Henk Widi
Fotografer :Henk Widi
Editor     : ME. Bijo Dirajo
———————————————————-
Lihat juga...