![]() |
Penanaman Telur Penyu |
CENDANANEWS (Gianyar) – Penyu Bali atau sering di sebut juga Penyu Lekang merupakan Penyu Hijau asli yang banyak sekali di temukan di wilayah Pantai Saba, Desa Saba, Blahbatuh Gianyar Bali. Penyu-Penyu betina biasa naik ke Pantai untuk bertelur didalam pasir pantai yang lembut, kemudian dia akan kembali ke Pantai.
Namun sebelum telur-telur menetas dan menjadi Tukik (anak penyu), seringkali di mangsa anjing-anjing liar yang berkeliaran di pinggir Pantai Saba atau terkadang dapat juga di ambil oleh tangan-tangan manusia tak bertanggungjawab untuk keperluan dan maksud tertentu.
“Penyu itu bertelur sekaligus menetas telurnya di bulan April sampai Agustus, jika satu sarang biasanya ada 100 telur lalu itu habis dimakan hewan liar atau diambil orang, maka lambat laun penyu bali akan tinggal sejarah saja, alias punah,” jelas Putu seorang warga sekaligus pemerhati dan aktivis desa untuk penyelamatan penyu yang kami temui di lokasi Balai Konservasi dan Penangkaran Penyu Laut Pantai Saba, Gianyar, Minggu (26/4/2015).

Keadaan Balai Konservasi Penyu yang terletak tepat di Pinggir Pantai Saba tersebut memiliki kolam pasir untuk penetasan telur penyu. Dan jika telur-telur tersebut telah menetas, maka Tukik atau anak-anak penyu akan di taruh di 4 kolam penampungan sampai siap dilepaskan ke habitat aslinya.
Telur-telur penyu Bali tersebut didapat dari mencari ke pesisir pantai mulai malam sampai pagi hari. Hal ini dikarenakan Penyu memiliki kebiasaan bertelur saat malam sampai dini hari.
Keberadaan Balai konservasi ini memiliki tujuan bukan sekedar pelestarian saja, akan tetapi sebagai edukasi bagi warga sekitar akan perlindungan hewan langka di Bali, dan jika berhasil maka akan menjadi salah satu potensi wisata pendidikan juga ke depannya.
Pelepasan Tukik sudah sering diadakan di Penangkaran ini, diantaranya pernah dilakukan oleh Bali Zoo Park di tahun 2014 dan oleh Pemkab Gianyar. Mereka melepas puluhan Tukik kembali ke habitat aslinya di Laut Lepas Pantai Saba.
Menurut Putu, saat ini mulai terlihat kesadaran masyarakat terhadap pelestarian Penyu Bali sebagai icon eksotis Pulau Bali. Hal itu di rasakan Putu juga secara pribadi, dimana dia selalu menyempatkan waktunya sesekali datang ke penangkaran hanya untuk melihat-lihat keadaan telur-telur penyu yang sedang dalam proses penetasan.
“Intinya harus ada kesadaran dari masing-masing pribadi dulu, setelah itu baru bisa melaksanakan niat untuk melestarikan penyu-penyu ini, sebagai orang asli Bali saya sedih jika hewan tersebut punah tanpa kami tidak melakukan apa-apa untuk mencegah hal itu,” sambung Putu.

Keistimewaan penyu adalah, seekor anak penyu jika sudah dewasa maka dia akan kembali ke tempat asal dia menetas sebelumnya untuk kembali bertelur. Sebuah proses kehidupan yang sangat luar biasa Dan hal ini merupakan keajaiban Tuhan dimana kita manusia wajib menjaga keseimbangannya.