“Awalnya hanya Soto Agus saja tapi karena ada yang memberi saran agar lebih dikenang maka diminta beri tambahan bokong mas Agus dan rupanya mudah dikenal dan semakin ramai,” ujar Mas Agus saat disambangi di warungnya Rabu (15/4/2015).
Seperti Soto lainnya, pembuatan soto Bokong Mas Agus pun terbilang sederhana. Secara umum proses pembuatan soto tersebut ungkap Agus, panaskan air kemudian rebus ayam dengan api kecil hingga kaldu harum dan ayam matang. Panaskan minyak goreng, tumis bumbu yang dihaluskan hingga harum dan matang beserta serai, masukkan ke dalam rebusan ayam, garam, gula dan bawang putih goreng. Teruskan memasak hingga bumbu meresap ke dalam ayam, angkat ayam dan suwiri.

Bahan bahan yang disiapkan menurut Agus sama dengan pembuatan soto pada umumnya yakni; Mie Soon, kol, tauge, seledri, bawang merah, kacang tanah dan yang paling pokok adalah suwiran ayam kampung yang menjadi ciri khas soto buatannya. Nasi biasanya disajikan terpisah dalam bakul.
“Semua bahan diolah sendiri dari proses awal dan untuk bumbu dimasak menggunakan bahan bakar kayu dan dimasak dengan tungku termasuk ayam yang direbus sebelum digoreng,” ujar Agus sambil memperlihatkan proses demi proses pembuatan soto yang dibantu oleh isteri, dua karyawan serta sang ibu, Jemirah.
Sang ibu yang merupakan pewaris kuliner soto di warungnya tersebut menjadi ahli dalam pembuatan bumbu sehingga cita rasa serta racikan bumbu berupa bawang putih, bawang merah, ketumbar, jintan, kemiri, jahe yang ditumbuk halus dan dimasak ditangani langsung oleh Jemirah yang berada di dapur memasak ayam serta bumbu.
Sementara itu Agus, sang istrri dan dua karyawannya bertugas meracik, menyajikan soto yang dipesan oleh para pelanggan. Biasanya para pelanggan suka menikmati soto buatan Agus untuk dinikmati di warung tersebut saat makan siang hingga malam hari. Meja meja panjang dengan kursi kursi panjang pun berjajar di warung tersebut. Saking ramainya sehingga jika pembeli berkunjung dalam jumlah banyak maka ‘bokong” pun saling bersenggolan saat makan sate tersebut.