Petung Wulung, Dusun Pembuat Cobek Batu di Malang

Batu Cobek [Foto:CND]
CENDANANEWS (Malang) – Dusun Petung Wulung yang di Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, merupakan Dusun yang mayoritas warganya bermatapencaharian sebagai pembuat Cobek Batu. Cobek batu sendiri merupakan alat dapur yang digunakan untuk menghaluskan bumbu.
Saat CendanaNews memasuki kawasan Dusun Petung Wulung, dari kejauhan sudah mulai terdengar seperti suara batu yang sedang dipukul-pukul menggunakan alat berat. Benar saja, ternyata suara tersebut berasal dari aktivitas warga Dusun Petung Wulung yang sedang membuat Cobek batu. 
Salah satu pembuat cobek batu, Sukarno (31) yang Cendana News temui membenarkan bahwa mayoritas warga dusunnya memang bermatapencaharian sebagai pembuat Cobek batu. Sehingga Di kanan kiri jalan dusun ini akan banyak dijumpai tumpukan-tumpukan batu yang nantinya akan digunakan membuat Cobek. Sukarno juga menekankan, bahwa di daerah Malang, satu-satunya tempat yang membuat cobek asli dari batu yaitu di Dusunnya, Dusun Petung Wulung.
Disebutkan, usaha pembuatan cobek batu miliknya ini merupakan usaha turun temurun yang sudah  dilakukan oleh  kakeknya sejak tahun 70-an. Kini usaha milik kakeknya tersebut diteruskan oleh dirinya dan ayahnya yang bernama Darsono.
Dikatakan, produksi ini merupakan cobek asli berbahan batu dari jenis batu pasir tanpa menggunakan campuran semen. Meskipun hampir sama, Namun yang membedakan adalah ketahanannya. Cobek semen pasir jika digunakan terus menerus selama beberapa bulan permukaan cobek akan menjadi halus dan licin sehingga akan sulit digunakan lagi. 
“Berbeda dengan cobek batu yang meskipun digunakan terus menerus selama beberapa lama, permukaan cobek ini tidak akan menjadi halus dan licin karena sifat  dari batu pasir yang memiliki terkstur kasar,” jelas Sukarno.
Keahlian membuat cobek batu tersebut dia dapatkan Kakek dan ayahnya. Dia membuat cobek batu ini dibantu oleh anggota keluarga mulai kakak, adik dan ayah yang totalnya berjumlah 5 orang. Dimana setiap orang bisa menghasilakn 7-8 biji cobek batu perharinya.
Bapak satu anak ini, menjelaskan untuk batu pasirnya sendiri Sukarno membelinya dari penggali pasir dengan harga Rp. 300.000,- per pick up. Dan proses pembutan cobek batu diawali dengan memecah batu pasir yang telah disiapkan dan besarnya sesuai yang di inginkan. Kemudian proses pembentukan cobek yang langsung dilanjutkan pada proses penghalusan dengan menggunakan mesin penghalus yang dia dapat dari bantuan pemerintah. Selesai dihaluskan kemudian cobek dicuci hingga bersih dan siap dipasarkan.
Untuk harganya bervariasi, tergantung diameter dan banyak pesanan. Sukarno menjelaskan, untuk harga cobek batu berdiameter 20 cm di pasang harga Rp. 15.000-25.000,-. Sedangkan cobek batu berdiameter 15 cm dipatok harga Rp. 12.000-20.000,-. Dan untuk ulekan dia jual Rp. 5.000,- per biji.
Untuk pemasaran, biasanya  langsung dia kirim ke daerah luar jawa seperti kalimantan, Bali, dan NTT. Sedangkan untuk pasar di Jawa Timur, Sukarno hanya melayani di daerah Malang sendiri. Pelanggannya yang dari luar Jawa biasa memesan cobek batu dari dirinya sebanyak 400-500 biji sekali pesan, dimana setiap bulan pelanggannya bisa memesan 2-3 kali pesanan.
Sukarno mengaku, berkat usaha cobek batunya ini dia dan ayahnya bisa menghidupi keluarga sampai sekarang.

———————————————————-
Selasa, 7 April 2015
Jurnalis : Agus Nurchaliq
Editor   : ME. Bijo Dirajo
———————————————————-

Lihat juga...