Menelisik Bisnis Warga di Sepanjang Jalan Lintas Sumatera


CENDANANEWS (Lampung) – Jalan Raya Lintas Sumatera adalah sebuah jalan raya yang membentang dari Utara sampai Selatan Pulau Sumatera. Berawal dari Banda Aceh, Aceh sampai ke Pelabuhan Bakauheni, Provinsi Lampung dengan total panjang jalan 2.508,5 km. 

Jalan yang menghubungkan beberapa provinsi tersebut menjadi perlintasan berbagai jenis kendaraan setiap harinya selama 24 jam non stop. Dari pantauan Cendananews.com secara khususu di sepanjang Jalan Lintas SUmatera di Provinsi Lampung bahkan lalulintas kendaraan yang melintasi Jalan Lintas Sumatera sepanjang pelabuhan Bakauheni hingga Tulangbawang yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan tanpa henti setiap harinya.
Potensi arus kendaraan yang tak pernah berhenti tersebut dimanfaatkan oleh para pelaku ekonomi. Tak mengherankan berbagai macam restoran,penginapan, tempat cuci mobil, perbengkelan, minimarket menjamur di sepanjang Jalan Lintas Sumatera bahkan hingga warung warung kecil untuk berjualan oleh oleh.
Potensi inilah yang dimanfaatkan oleh salah satu pengelola Rumah Makan besar di Jalan Lintas Sumatera, jika dihitung puluhan restoran berada di sepanjang Jalan Lintas Sumatera dengan ciri khas masing masing. Ciri khas tersebut diantaranya ada restoran untuk pemberhentian kendaraan jenis travel, jenis bus, jenis truk atau restoran kombinasi untuk pemberhentian berbagai jenis kendaraan. Seperti yang ada di salah satu restoran yakni Rumah Makan Siang Malam. Menurut bagian pelayanan, Hasan (45) rumah makan tersebut memang sudah berdiri sejak tahun 1993.
“Awalnya tak banyak restoran yang berdiri di sepanjang Jalan Lintas Sumatera namun semakin lama semakin banyak restoran, rumah makan karena semakin banyak arus kendaraan dari Jawa ke Sumatera dan sebaliknya,” ungkap Hasan yang mewakili sang pemilik yang sedang tak berada di tempat.
Hasan mengungkapkan usaha restoran di Jalan Lintas Sumatera memang tak lepas dari kerjasama dengan pengusaha pemilik kendaraan baik kendaraan penumpang,maupun truk ekspedisi. Kendaraan kendaraan yang melintas di Jalan Lintas Sumatera yang akan menuju Pelabuhan Bakauheni atau dari Pelabuhan Bakauheni menuju berbagai wilayah di Sumatera jumlahnya ribuan.
Namun Hasan mengungkapkan rumah makan dimana ia bekerja sekarang bekerjasama dengans ekitar puluhan Perusahaan bus, perusahaan ekspedisi yang memiliki ratusan kendaraan. Dalam sehari ratusan kendaraan berbagai jenis berhenti untuk memberi waktu sopir, penumpang beristirahat.
“Waktu istirahat digunakan oleh para sopir, penumpang untuk beristirahat dan makan di rumah makan kami jadi secara ekonomi ada kerjasama membawa konsumen ke sini dan memberi keuntungan bagi rumah makan,” terangnya.
Ketika kendaraan kendaraan tersebut berhenti memberi kesempatan penumpang untuk membeli oleh oleh sehingga restoran pun menyediakan beberapa produk oleh oleh khas yang ada di daerah tersebut diantaranya keripik pisang, buah buahan maupun berbagai oleh oleh lain. Menurut Hasan, musim liburan anak sekolah atau musim mudik lebaran menjadi saat yang memberi dampak positif bagi pendapatan rumah makan. Tanpa menyebut besaran omzet yang didapat ia memastikan omzet akan naik dengan banyaknya kendaraan yang berhenti.
Restoran atau rumah makan hanyalah salah satu usaha yang berdiri akibat banyaknya kendaraan yang melintas. Beberapa usaha lain yang Cendananews.com telisik diantaranya oleh oleh produk kopi olahan Lampung.
Baca:  https://www.cendananews.com/2015/04/dhrive-thru-oleh-oleh-konsep.html#.VS9R79Kqqko
Selain itu berdiri berjajar di ruas Jalan Lintas Sumatera beberapa toko penjualan oleh oleh khas Lampung. Toko toko penjualan oleh oleh tersebut melakukan kerjasama dengan para sopir travel. Para sopit travel akan memberi kesempatan kepada para penumpang untuk membeli oleh oleh di sepanjang pusat oleh oleh tersebut.
“Hampir setiap hari keripik yang kami jual ada saja yang beli,apalagi kalau ada kendaraan pribadi atau travel yang berhenti di tempat ini,” ungkap Neni (34) salah satu penjual oleh oleh kemplang.
Dalam sehari hari rata rata Neni bisa mengantongi pendapaatn kotor sebesar Rp500,000,- lebih dari penjualan oleh oleh, minuman serta makanan ringan.
Peluang lalulintas yang lancar dan letak yang dekat dengan Pulau Jawa membuat beberapa pelalu usaha agrobisnis pun membuat pergudangan di sepanjang Jalan Lintas Sumatera. Seperti di Desa Kekiling Kecamatan Penengahan beberapa gudang atau pengepul sayur sayuran, buah buahan, kelapa, pisang, bumbu serta hasil bumi menjamur. Usaha tersebut memanfaatkan peluang dengan adanya transportasi yang lancar dari truk truk ekspedisi yang akan ke Pulau Jawa.
“Kami menggunakan truk ekspedisi untuk mengangkut hasil bumi biasanya dalam satu kali angkut kami membayar sebesar 1 juta kepada sopir untuk mengirim komoditas pertanian,” ungkap Jaelani.
Jaelani mengungkapkan keberadaan Jalan Lintas Sumatera memberi dampak positif bagi usaha usaha sektor informal seperti dirinya yang hanya memiliki keahlian untuk membeli komoditas pertanian dari warga Desa dan menjualnya di kota. Sementara di samping tempatnya membuka usaha tersebut juga beberapa orang membuka usaha bengkel, tambal ban dan juga warung makan kecil.
Mendekati pelabuhan Bakauheni, beberapa usaha penginapan, tempat cucian mobil juga mulai berdiri. Kendaraan yang akan menuju Pulau Jawa berhenti di beberapa rumah makan. 
Hasan, Neni, Jaelani merupakan beberapa orang dari ratusan orang yang menggantungkan hidupnya dari keberadaan jalan Lintas Sumatera. Mereka berharap dengan keberadaan Jalan Tol yang rencananya akan dibangun tidak akan mematikan usaha mereka.
Lihat juga...