Kampong Soeharto di Negri Jiran

Kampong Soeharto semula bernama Sungai Dusun. Perubahan nama terjadi setelah kunjungan Presiden Soeharto bersama lbu Siti Hartinah Soeharto yang disambut Perdana Menteri Malaysia Tun Abdul Razak pada 18 Maret 1970. Presiden Soeharto mengunjungi kawasan tersebut adalah untuk melihat keberhasilan perkebunan kelapa sawit. Lebih dari itu, kunjungan tersebut merupakan momentum adanya normalisasi hubungan bilateral antara Republik Indonesia dengan Malaysia. Seperti diketahui pada era tahun 1960an, hubungan Indonesia-Malaysia tidak harmonis.

Perubahan nama dari Sungai Dusun menjadi Kampong Soeharto adalah untuk mengenang kunjungan tersebut. Menariknya, seluruh fasilitas umum di Kampong Soeharto dinamakan pula Soeharto. Seperti sekolah-sekolah dinamakan Soeharto. Begitu pula poliklinik (Puskesmas) dinamakan Soeharto. Presiden Soeharto di Masjid Al Taufiqiah sempat menanam pohon mangga. Prasasti sebagai tanda penanaman pohon masih tertulis dengan jelas sampai sekarang. Walaupun pada saat ini tanaman mangga sudah diganti dengan pohon kelapa sawit. Presiden Soeharto sempat berpidato di aula Sekolah Menengah Kejuruan Kampong Soeharto. Sampai sekarang sekolah tersebut tetap kokoh berdiri dan memiliki ratusan murid. Seluruh murid perempuan berkerudung.

PENGAKUAN KEPEMIMPINAN PRESIDEN SOEHARTO

Hubungan bilateral antara Indonesia-Malaysia memang terjalin secara kokoh pada era pemerintahan Presjden Soeharto. Apalagi kemudian Presiden Soeharto menggagas berdirinya ASEAN yang beranggotakan Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Brunei Darussalam, dan kemudian bertambah keanggotaannya dengan Burma (Myanmar), Vietnam dan Kamboja. Berdirinya ASEAN antara lain untuk membangun iklim yang harmonis antar negara-negara anggotanya. Disamping itu, hubungan regional ini akan menguntungkan secara ekonomis dan geopolitik. Yang tidak kalah penting, masih tingginya sengketa kewilayahan antar negara-negara ASEAN bisa diselesaikan secara damai, tanpa harus dilakukan dengan peperangan.

Lihat juga...