Jalur Penyelamat Perlu Ditambah untuk Tekan Angka Kecelakaan

Sebuah Motor Melintas didekat Mobil Terguling 
CENDANANEWS(Lampung) – Angka kecelakaan di jalur lalu lintas Jalan Lintas Sumatera terutama di beberapa ruas jalan di Lampung Selatan, Provinsi Lampung masih terus terjadi. Namun berdasarkan data angka kecelakaan tersebut mulai menurun dalam beberapa tahun terakhir.
Angka kecelakaan lalulintas (Lakalantas) di wilayah hukum Polres Lampung Selatan dan Kabupaten Pesawaran sepanjang tahun 2014, menurun sebesar 9,17 persen dibanding tahun lalu. Sementara untuk di tahun 2015 ini angka kecelakaan lalulintas masih dalam tahap pendataan oleh unit lakalantas  dengan harapan angka kecelakaan lalulintas lebih kecil terutama dengan semakin gencarnya pihak kepolisian Lalulintas melakukan berbagai upaya.
Mobil Terguling di Lampung
Berdasarkan catatan Satlantas Polres Lampung Selatan sepanjang tahun 2014, sebanyak 297 kasus kecelakaan di Kabupaten Lampung Selatan dan Pesawaran. Perinciannya, 136 orang meninggal dunia, 256 luka berat, dan 183 orang luka ringan.
Sedangkan kasus kecelakaan yang terjadi sepanjang tahun 2013 tercatat sebanyak 327 kasus atau yang secara keseluruhan menurun sebesar 9,17 persen. Perinciannya, 167 orang meninggal dunia, 262 orang luka berat, dan 171 orang luka ringan.
“Kita lakukan berbagai upaya preventif, pembinaan di sekolah sekolah, instansi serta rajin melakukan sosialisasi tentang kesadaran berlalulintas untuk meminimalisir angka kecelakaan,” ujar Kasatlantas Polres Lampung Selatan AKP Rully Thomas Jumat (17/4/2015).
Sementara itu data korban meninggal dunia trendnya menurun 18,56 persen dibanding tahun lalu, korban luka berat menurun 2,29 persen dan korban luka ringan meningkat 7,01 persen. Namun dihitung secara keseluruhan jumlah lakalantas tahun 2014 dibanding tahun 2013 mengalami penurunan sekitar 9,17 persen.
“Hasil evaluasi kerugian material dalam peristiwa lakalantas ini turun sebesar 7,1 persen atau sebanyak Rp2.595.300.000 pada tahun lalu, dan Rp2.390.270.000 pada 2014,” kata Rully.
Dia menuturkan, sebagian besar kecelakaan lalu lintas yang terjadi akibat kelalaian pengendara, infrastruktur dan kondisi kendaraan yang tidak layak jalan. 
“Untuk terus mengurangi jumlah korban laka lantas di wilayah hukum Lamsel, kami mengimbau para pengemudi angkutan umum maupun kendaraan pribadi agar selalu waspada saat mengemudi,” ujarnya.
Sementara itu, tambah dia, untuk pelajar yang belum memenuhi syarat usia memiliki SIM agar tidak mengendarai kendaraan.
“Patuhi peraturan Undang-Undang (UU) lalulintas dan angkutan jalan, kalau sayang nyawa,” harap Kasat Lantas Polres Lamsel.
Secara serempak bahkan ungkap Rully, Operasi Simpatik Krakatau yang digelar oleh pihak polisi merupakan langkah untuk memberi pemahaman kepada para pengendara selain untuk menghindari kecelakaan juga untuk sosialisasi tertib berlalulintas.
Jalur Penyelamat Di Ruas Jalinsum
Secara khusus Cendananews.com melakukan beberapa wawancara dengan pengguna kendaraan khususnya jenis kendaraan bus, truk yang melewati ruas Jalan Lintas Sumatera. Di beberapa titik Jalan Lintas Sumatera terdapat beberapa turunan dan tanjakan yang mengakibatkan potensi angka kecelakaan tinggi khususnya akibat rem blong.
Sopir truk ekspedisi jurusan Lampung-Jakarta bernama Ahmad (34) mengaku ada beberapa titik rawan turunan yang harus diperhatikan sepanjang Jalan Lintas Sumatera diantaranya, turunan Tarahan Kecamatan Ketibung, Turunan Desa Sukabaru Kecematan Penengahan, Turunan DEsa Hatta Kecamatan Penengahan, turunan Desa Bakauheni Kecamatan Penengahan serta beberapa turunan lain.
“Beberapa kawan pernah mengalami rem blong di tempat tersebut ada yang nyawanya tertolong ada juga yang tak terselamatkan rata rata karena rem blong sehingga tak bisa mengendalikan kendaraan,” ungkap Ahmad.
Menurut AKP Rully Thomas, jalur penyelamat yang sudah dibuata diantaranay di pintu masuk Pelabuhan Bakauheni dan di turunan Desa Tarahan. Beberapa kasus rem blong akhirnya bisa diminimalisir kerugiannya setelah mampu mengendalikan kendaraan dan masuk di jalur penyelamat tersebut.
Ia menuturkan jalur penyelamat di turunan, merupakan jalur untuk mengantisipasi kendaraan yang tidak terkendali ketika di turunan (biasanya karena rem blong). Jalur ini berupa tanjakan yang berlawanan arah dengan turunan, konstruksinya dibuat berundak-undak. Dengan jalur ini diharapkan, kendaraan yang remnya blong bisa berhenti dengan selamat.
Ini adalah konstruksi lama, kata seorang sopir lain Andi (37) yang merupakan sopir bus jurusan Lampung-Palembang, kendaraan jaman dulu, terutama truk dan bus, sistem pengeremanya tidak secanggih sekarang. Antara pengereman sampai berhenti butuh jarak yang cukup panjang, jadi selain untuk mengantisipasi rem blong, jalur ini juga untuk fungsi di atas. Sementara di ruas Jalan Lintas Sumatera beberapa turunan hanya dilengkapi dengan fasilitas separator yang terbuat dari besi dan kondisinya sudah sangat memprihatinkan.
“Semoga dibeberapa titik masih bisa ditambah dan sudah direkomendasikan ke pihak Dinas Perhubungan Provinsi namun terkait realisasinya tentu kita tetap harus menunggu meski sarana itu sangat penting,” ungkap AKP Rully Thomas.
Bagi para pengendara kendaraan angkutan bermuatan besar jalur penyelamat tersebut memang menjadi harapan terakhir pada saat saat kritis. Para sopir berharap di beberapa turunan yang belum diberikan jalur penyelamat agar segera dibangun sarana tersebut.
Lihat juga...