![]() |
Ikan Koi |
CENDANANEWS (Denpasar) – Bisnis itu harus siap merugi, namun jika untung besar maka harus bersyukur. Begitu kira-kira kutipan kata-kata inspiratif dari Almarhum Bob Sadino. Kata-kata ini seakan menjadi kenyataan saat bertemu Caroline, seorang Ibu muda yang sudah berdagang ikan Koi selama 9 tahun di Pasar Burung Br.Kaja Sesetan Bali yang bertempat di Jalan Serma Made Pil, Denpasar Bali.
Wanita yang lahir di Bandung ini menjalankan bisnis dagang ikan Koi bersama suaminya. Memilih berjualan ikan Koi dilakukan sebagai antisipasi akan pasar ikan hias jenis Arwana yang berangsur-angsur lesu setiap tahunnya. Namun karena memiliki latar belakang sebagai penggemar ikan hias, maka Caroline beserta suaminya tetap fokus dengan bisnis ikan Koi.
Koi Blitar menjadi pilihan dalam menjalankan toko ikan hias miliknya. Disamping mudah mendatangkannya dari jawa, ikan Koi Blitar dinilai lebih sesuai dengan suhu tropis Indonesia, terutama Bali. Dan salah satu cara unik Caroline untuk memuaskan pembeli ikan Koi di tokonya adalah dengan memberikan garansi penggantian ikan dalam tempo satu minggu.
“Saya memperhatikan kepuasan pelanggan. Jadi misalnya ada hotel yang order ikan koi, maka saya akan datang ke lokasi melakukan pengecekan kolam terlebih dahulu. Saya ujicoba menaruh 1-2 ekor ikan ke dalam kolam selama satu minggu. Jika mati, maka itu kerugian saya, dan jika hidup maka akan saya masukkan sisa ikan pesanannya ke dalam kolam. Namun setelah itu saya berikan lagi mereka waktu satu minggu, jika ada yang mati, maka akan saya ganti ikannya,” cerita Ibu tiga orang anak ini dengan bersemangat.
Bisnis ikan Koi itu ngeri-ngeri sedap menurut Caroline. Keuntungan di atas kertas memang menggiurkan, akan tetapi hal itu berlaku sama juga jika mengalami kerugian. Sebagai contoh, jika ikan yang datang dari Blitar tiba-tiba mati semua, maka itu tanggungan toko ikan yang bersangkutan.



Caroline menunjukkan kepada cendananews.com semua koleksi ikan Koi Blitar dagangannya. Dari kelas yang biasa seharga Rp,12,500,- sampai Rp,45,000,- per ekor, Kelas Grade A yang di banderol dengan harga Rp,300,000,- per ekor, sampai kelas menengah ke atas dengan banderol harga Rp,1,000,000,- sampai dengan Rp,1,800,000,- per ekor. Semuanya itu ditentukan berdasarkan Ukuran fisik ikan, Kelas/Grade ikan, dan tentunya warna ikan.
Kendala berdagang ikan Koi di dalam Pasar selalu sama, yaitu jika mati lampu tanpa pemberitahuan yang jelas. Terkadang banyak sekali ikan Koi dagangannya yang mati lemas dikarenakan masalah tersebut.
Masalah lainnya adalah penyakit ikan, tekanan air yang tidak teratur, dan kadar keasaman air. Namun hal ini menurut Caroline dapat di atasi dengan baik. Karena dari awal dia berdagang ikan Koi didasari atas hobby dan kecintaannya akan ikan. Jadi jika ada masalah akan ditangani dengan tekun dan sabar.
“Rasanya senang jika melihat ikan saya sehat, pelanggan saya puas, dan untung saya besar,” ucap Caroline sambil tertawa lepas.