Penampilan Wayang Orang dalam Peringatan Sewindu wafat nya Ki Dalang

CENDANANEWS (Kulon Progo) – Paguyuban Wayang Orang ‘Panca Budaya’ DIY, menggelar lakon ‘Bima Bothok’ dalam acara peringatan Sewindu wafat nya dalang maestro ‘Ki Hadi Sugito’ di Joglo Mardi Wirama, Dusun VI Desa Tayuban, Panjatan, Kulonprogo, Sabtu (21/3/2015).
Humas Panca Budaya Daru Maheldaswara dalam siaran persnya, menyebutkan, lakon ‘Bima Bothok’ ini mengisahkan perjalanan Dewi Kunthi (diperankan Lestari) bersama kelima anaknya yang sedang menjalani hukuman buang di tengah hutan Waranawata. Kelima anak Dewi Kunthi adalah Wijakangka (Rahmad Santosa), Wijasena atau Bima (Yestriyono Pilianto), Wijanarka (Herida Damarwulan), Pinten (Ganggas), dan Tansen (Hanif).
Dalam pembuangan itu, Dewi Kunthi dan kelima anaknya sampai di Padukuhan Panahilan yang yang berada di bawah kekuasan Kerajaan Ekacakra yang dipimpin oleh seorang raja raksasa bernama Prabu Mraya Baka (Yoyok Catur) yang suka memangsa manusia. Sebulan sekali, Prabu Mraya Baka minta untuk dihidangkan ingkung manusia (daging manusia utuh). Tentu saja hal tersebut membuat rakyat hidup dalam kecemasan dan ketakutan. Banyak di antara mereka yang secara diam-diam mengungsi ke negara Pancala untuk meminta perlindungan. Suasana di Ekacakra semakin sepi. Di sana-sini banyak dijumpai rumah tak berpenghuni.
Pesan moral dari lakon ini adalah bagaimana seharusnya pejabat negara bersedia berkorban demi rakyatnya. Bukan seperti di Indonesia saat ini, rakyat yang harus berkorban untuk pejabat negaranya. “Pejabat negara baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif, adalah pengayom dan pelayan rakyat, bukan majikan bagi rakyat,” kata Daru
Kesan menarik tercipta dari babak demi babak, karena dalam pergelaran ini, sutradara maupun penata tari berani tampil beda. Bisa dikatakan ‘agak’ keluar dari pakem. Nyaris tidak ada adegan ‘jejer’ kerajaan sepanjang pergelaran berlangsung. Setiap adegan digarap oleh penari muda yang dengan semangat dan sukarela saling menyumbang ide serta gagasan dalam penggarapan adegan maupun tari. Maka tidak mengherankan kalau penampilan Wayang Orang Panca Budaya DIY kali ini terasa segar dan tidak monoton.

Lihat juga...