![]() |
Salah Satu Acara dalam rangka HUT Pringsewu |
CENDANANEWS (Lampung)- Pemerintah Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, pada Minggu (29/3/2015) dijadwalkan pada pukul 14.00, akan menggelar karnaval budaya fashion berjalan kaki keliling kota setempat. Karnaval yang menempuh perjalanan sekitar 3,5 Km ini bagian dari memeriahkan HUT ke-6 Kabupaten Pringsewu tahun 2015.
Koordinator pelaksana yang juga Kepala Kesbangpol Kabupaten Pringsewu Sukarman seperti dilansir dari Humas Pemda setempat Sabtu (28/3), mengatakan karnaval kali ini dikemas berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Pada karnaval tahun sebelumnya, selalu monoton, yakni hanya pawai dengan mobil yang dihias keliling Pringsewu. Diselingi parade drumband, barisan pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum,” ungkapnya.
Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya ia mengungkapkan perayaan HUT pada tahun ini berbeda, karena para peserta berjalan kaki dan wajib mengenakan kostum yang telah didesain masing-masing dan beraneka ragam, motif, dan corak. Boleh mengenakan kostum didesain seperti para artis terkenal, profil film kartun, juga kostum lucu dan unik, serta berkostum dari budaya daerah di Indonesia.
“Juga boleh mengolah make up dan tata rambut, baik rapi maupun unik,” jelas Sukarman.
Menurutnya, ide itu muncul setelah melihat di beberapa daerah dan provinsi lain yang menggelar karnaval dengan cara berjalan dan mengenakan kreasi kostum dan make up unik.
“Untuk itu saya mencoba menuangkan di Kabupaten Pringsewu ini. Saya yakin, pasti ini menarik, karena baru pertama kali digelar,” ujarnya.
Sukarman menambahkan, peserta sekitar 65 kelompok yang sudah mendaftar, utusan SKPD, BUMN, perguruan tinggi, sekolah, dan masyarakat umum.
Peserta karnaval star dari Pendopo Pringsewu kemudian menuju panggung utama yang ada di depan Pasar Induk Pringsewu. Kemudian menuju jalan KH. Gholib, Jl. Satria, dan berakhir di Lapangan Kuncup Pringsewu.
Peserta berjalan paling depan, parade PBB diiringi pasukan drumband. Kemudian peserta karnaval dan yang paling belakang rombongan mobil hias dari pelajar PAUD dan TK.
Sementara itu salah satu kelompok kesenian dari Kecamatan Ambarawa “Ngesti Budhoyo” telah mempersiapkan kesenian kuda kepang yang dimainkan oleh remaja putri dan putra.
“Kami akan melakukan aksi kuda kepang tentunya dengan konsep karnaval dengan kuda kepang dan alat musiknya di atas kendaraan sementara pemain berjalan kaki” ujar Hadiono ketua kelompok kesenian tersebut kepada Cendananews.com.
Pringsewu adalah salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Lampung dan merupakan perkembangan dari kabupaten Lampung Selatan. Awal mula Pringsewu , dari sebuah perkampungan kecil yang dihuni masyarakat asli pribumi Lampung-Pubiyan, kemudian berkembang menjadi sebuah kota kabupaten yang cukup maju dan ramai di Provinsi Lampung, yang sekarang dikenal sebagai Pringsewu. Tiyuh Margakaya, demikian nama perkampungan tersebut, didirikan sekitar tahun 1738 Masehi di tepi aliran sungai Way Tebu, 3 kilometer sebelah selatan dari pusat kota Pringsewu, merupakan embrio dan cikal bakal dari keberadaan Kabupaten Pringsewu ini.
Kemudian sejarah mencatat, pada tanggal 9 September 1925, sejumlah masyarakat asal Pulau Jawa melalui program kolonisasi oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda, membuka areal permukiman baru dengan membuka hutan belantara yang sangat lebat yang banyak ditumbuhi ribuan batang pohon bambu di sekitar Tiyuh Margakaya tersebut. Karena begitu banyaknya pohon bambu, oleh masyarakat pembuka hutan, perkampungan yang baru dibuka tersebut dinamakan ‘Pringsewu’ yang mengambil nama dari bahasa Jawa yang artinya Bambu Seribu, dengan kepala desa pertama yaitu Bapak Ambar. Selanjutnya, pada tahun 1936 berdiri pemerintahan Kawedanan Tataan yang bekedudukan di Pringsewu, dengan Wedana pertama yakni Ibrahim hingga 1943.
Selanjutnya, Kawedanan Tataan berturut-turut dipimpin oleh Ramelan pada tahun 1943, Nurdin pada tahun 1949, Hasyim Asmarantaka pada tahun 1951, Saleh Adenan pada tahun 1957, serta pada tahun 1959 diangkat sebagai Wedana yaitu R.Arifin Kartaprawira yang merupakan wedana terakhir hingga tahun 1964, saat pemerintahan Kawedanan Tataan dihapuskan.
Pada tahun 1964, dibentuk pemerintahan Kecamatan Pringsewu yang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung Selatan sesuai dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1964, yang sebelumnya Pringsewu juga pernah menjadi bagian dari Kecamatan Pagelaran yang kala itu juga berpusat di Pringsewu.
Dalam sejarah perjalanan berikutnya, Kecamatan Pringsewu bersama sejumlah kecamatan lainnya di wilayah Lampung Selatan bagian barat yang menjadi bagian wilayah administrasi Pembantu Bupati Lampung Selatan Wilayah Kotaagung, masuk menjadi bagian wilayah Kabupaten Tanggamus berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1997, hingga pada akhirnya wilayah ini terbentuk sebagai daerah otonom yang mandiri yakni Kabupaten Pringsewu, berdasarkan Undang-undang Nomor 48 Tahun 2008, dan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri H.Mardiyanto pada tanggal 3 April 2009 di gedung Sasana Bhakti Praja Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia, Jakarta, sekaligus melantik Penjabat Bupati Pringsewu yang pertama saat itu Ir.H.Masdulhaq. Saat terbentuk, Kabupaten Pringsewu terdiri dari 96 pekon (desa) dan 5 kelurahan, serta 8 kecamatan ; Pringsewu, Pagelaran, Pardasuka, Gadingrejo, Sukoharjo, Banyumas, Adiluwih, dan Pardasuka. Saat ini, Pringsewu bertambah 1 kecamatan baru yakni Pagelaran Utara, dengan jumlah penduduk mencapai 475.353 jiwa, mendiami wilayah yang hanya seluas 625 km2.