Karet Masih Lemah, Penyadap Alih Profesi Jadi Tukang Asah Batu Akik

Batu Akik [Foto:CND]
CENDANANEWS (Padang) – Harga karet yang semakin melemah, membuat para petani beralih profesi dan mencari usaha lainnya untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. seperti halnya para petani karet yang berada di Nagari Tandikat, Kecamatan Patamuan, Kabupaten Padang Pariaman.
  
Mereka mengeluh dan menyayangkan harga karet yang terus merosot dan melemah dipasaran. Harga normalnya, satu kilo karet berkisar antara  Rp.12.000 s/d Rp. 20.000. Namun semenjak pemerintahan Jokowi, para pengumpul hanya mampu membeli kisaran Rp. 5.500 s/d Rp 6.000 per kilonya.
Hal ini membuat para penyadap atau petani karet tidak kuasa untuk terus bergantung dengan karet. Memaksa mereka harus banting stir, kerja secara serabutan. Danul contohnya, salah seorang petani karet di Korong Sungai Kasikan, Nagari Tandikat, Kecamatan Patamuan.
“Kalau hanya ini terus yang kami kerjakan, dapur tidak akan berasap lagi, kami terpaksa mencari usaha lain, harga kebutuhan sehari-hari melonjak naik, sementara hasil kerja (hasil penyadapan karet) kita tak kunjung naik, saya berharap pemerintahan hari ini lebih memperhatikan kami,” keluh Danul, Minggu (29/3/2015).
  
Rendahnya harga karet ini, membuat penyadap getah di Korong Sungai Kasikan Nagari Tandikat Kecamatan Patamuan beralih profesi, bahkan Danul saat ini menggeluti usaha asah batu akik.
“Karena lagi musim batu akik, saya saat ini bekerja sebagai tukang asah batu akik. Daripada tetap menunggu harga karet kembali naik, yang entah kapan, apalagi hari ini bensin sudah kembali naik,” pungkas Danul.

———————————————————-
Minggu, 29 Maret 2015
Jurnalis : Muslim Abdul Rahmad
Editor   : ME. Bijo Dirajo
———————————————————-

Lihat juga...