Harga Jagung di Lamsel Turun Jelang Panen Raya

Petani Jagung Sedang Menunjukan Hasil Panennya (Foto : Cendananews – Hendricus Widiantoro/3/15]
CENDANANEWS– Harga jagung di Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung yang sempat mengalami kenaikan pada harga Rp3.100,- per kilogram pada sepekan lalu akhirnya mengalami penurunan. Meski belum memasuki Panen Raya, berdasarkan pantauan beberapa pemilik ladang jagung di Desa Klaten, Desa Gandri Kecamatan Penengahan sudah mulai memanen ladang jagungnya meskipun belum merata.
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) Puji Astuti mewakili Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kabupaten Lampung Selatan, Muverdi CH mengatakan saat ini harga jagung di tingkat petani berada di kisaran Rp 1.700,- per kilogramnya.
“Harga sekarang mncapai Rp1.700,- per kilogramnya untuk kadar air 40 persen yang dijual ditingkat petani jagung,” ujar Puji Astuti saat dikonfirmasi Cendananews.com Senin (9/3/2015).
Sementara itu salah seorang petani jagung di Desa Klaten Kecamatan Penengahan, Kelik (40) mengungkapkan hasil jagung di ladangnya saat ini mengalami penurunan. Dari luas lahan sekitar 3 hektar miliknya saat ini hanya menghasilkan sekitar 400 karung. Padahal di tahun sebelumnya untuk luasan lahan yang sama ia berhasil memperoleh sekitar 480 karung jagung.

“Faktor cuaca dan juga bibit menjadi faktor menurunnya hasil, menanam pada musim gadu dan rendeng pasti akan beda hasilnya,” ujar kelik.

Meskipun saat ini harga jagung cukup beragam Kelik mengungkapkan menjual jagung miliknya pada kisaran Rp2.600,- per kilogram untuk kadar air sekitar 30 persen. Untuk memperoleh kadar air yang sedikit Kelik melakukan proses penjemuran manual sebelum dijual.
“Beberapa petani yang sudah memiliki alat oven menggunakan oven sehingga kadar air pada jagung yang akan dijual makin sedikit,” ujar Kelik.
Ia mengungkapkan sebelum masa panen raya jagung yang diperkirakan akhir bukan Maret,ia pernah menjual jagung degngan harga mencapai Rp 3.100 namun menjelang panen raya jagung di Kecamatan Penengahan dipastikan harga akan semakin anjlok. Anjloknya harga jagung pitilan tersebut berpengaruh pada penghasilan yang diterima petani jagung.
“Rata rata untuk sekitar 250 karung biasanya menghasilkan jagung sekitar 8 ton, tapi kalau harganya turun ya terpaksa merugi,” ujar Kelik sambil menunjukkan jenis jagung yang ditanamnya.
Kelik mengaku menanam dua jenis jagung yang berbeda yakni jenis DK dan Gajah yang memiliki karakteristik panjang tongkol dan cukup besar dengan harapan memiliki bobot yang bagus saat ditimbang. Untuk musim tanam jagung awal tahun 2015 ini Kelik mengaku menanam sekitar 20 sak bibit jagung.
Ia juga mengaku menjual dengan sistem pitilan dan jarang menjual dengan sistem karung yang rata rata per karung dihargai Rp56.000,-. Penjualan dengan sistem pitilan dilakukan dengan cara menggiling sendiri dan menjualnya ke pabrik besar yang ada di Panjang Bandar Lampung.
“Kuncinya kita jual jagung saat harga tinggi langsung jual saja karena selalu akan turun jika sudah mulai panen raya, bisa semakin anjlok kalau tidak segera dijual apalagi kita tidak memiliki gudang penyimpanan,,” ujarnya.
Berdasarkan data yang diperoleh Cendananews dari Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung yang diupdate pada Oktober 2014, tercatat potensi jagung di Lampung mencapai kisaran 1.760.275 ton per tahun untuk luasan lahan sekitar 360.264 hektar.
Sementara itu wilayah potensi pengembangan komoditas Jagung yang ada di beberapa kabupaten diantaranya:

1. Kabupaten Lampung Barat          (ha):4.152
2. Kabupaten Lampung Selatan        (ha):105.252
3. Kabupaten Lampung Tengah        (ha):74.134
4. Kabupaten Lampung Timur         (ha):96.220
5. Kabupaten Lampung Utara         (ha):29.467
6. Kabupaten Mesuji                (ha):461
7. Kabupaten Pesawaran             (ha):18.204
8. Kabupaten Pringsewu             (ha):5.667
9. Kabupaten Tanggamus             (ha):6.228
10.Kabupaten Tulangbawang          (ha):1.702
11.Kabupaten Tulangbawang Barat    (ha):1.407
12.Kabupaten Way Kanan             (ha):17.025
13.Kabupaten Bandarlampung         (ha):193
14.Kota Metro                      (ha):152

Lihat juga...