CENDANANEWS, “Demam” batu akik menyangkiti semua kalangan diberbagai daerah, mulai dari yang tidak mengenal hingga telah pakar dalam dunia per’batu’an. Hal tersebut menimbulkan beberapa danpak, positif dan negatif. Positif terbuka lapangan kerja buat pengrajin. Seiring meningkatnya peminat batu akik ditengah masyarakat, hal tersebut juga membuat para pengasah batu akik tumbuh bak cendawan dimusim hujan.
Tidak terkecuali di Kota Pariaman, Sumatera Barat, para pengasah batu akik juga bermunculan di berbagai tempat, baik itu dipinggir jalan, toko, diteras rumah ataupun dipasar-pasar.
Sementara itu untuk danpak negatifnya, pengrajin tersebut dapat terkena penyakit berbahaya semacam ISPA ( Inspeksi Saluran Pernapasan Akut) hingga TBC akibat debu dan serpihan-serpihan lainnya yang beterbangan dalam proses pengerjaannya.
Melihat kondisi tersebut, Pemerintah Kota melalui Dinas Kesehatan Kota di “mewarning” kepada seluruh pengasah batu akik untuk menggunakan masker.
“Asahan batu tersebut menimbulkan debu dan serpihan-serpihan lainnya yang beterbangan disekitar kita” ujarnya.
Tidak hanya pengasah, tetapi juga bagi yang sedang nungguin batunya diasah, agar menggunakan penutup hidung dan mulut untuk menghindari penyakit-penyakit yang tidak dinginkan.
“Kalau tidak menggunakan alat penutup hidung , kemungkinan terserangnya ISPA semakin besar” tambahnya.
Sebelum terjadi selagi kita tahu alangkah baiknya kita menggunakan masker guna menghindari diri dari segala macam penyakit yang akan menimpa kita, seperti TBC. “Lebih baik kita mencegah dari pada mengobati, “ katanya